Intisari-Online.com -Sebuah survei terhadap tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya, pernah dilakukan Gallup Inc, sebuah perusahaan konsultan terkenal asal Amerika Serikat. Hasilnya survei yang dilakukan pada 2013 itu ternyata agak mengejutkan. Sekitar 71% pekerja membenci pekerjaan mereka. Ternyata sehari-hari, mereka mencoba “bertahan hidup” dari pekerjaan yang dilakukan.
”Penyebabnya, adalah buruknya manajemen perusahaan,” ujar Jim Clifton, CEO Gallup's. Setelah didalami, karyawan juga banyak yang mengeluhkan perihal boss mereka. Ketidakpuasan, kemarahan, dan kebosanan terhadap pekerjaan berserta lingkungannya, juga disinyalir jadi biang keladinya.
(Jangan Takut dengan Perubahan Jika Ingin Karier Sukses!)
Akan tetapi sadarkah Anda, hal-hal itulah yang justru memunculkan pelbagai energi negatif dalam diri kita? Hingga pada akhirnya ikut pula menjauhkan kebahagiaan dari hidup kita.
Padahal di sisi lain, mencari kebahagiaan bisa dilakukan lewat bekerja secara produktif. Asalkan pekerjaan dijalani dengan benar, profesional, proporsional, dan bermanfaat bagi sesama. Dari sanalah kebahagiaan akan datang sendiri. Masalahnya, bagaimana caranya agar bisa bahagia dengan pekerjaan yang kita miliki?
Meyenangkan saja tidak cukup
Dalam buku Happy Career - Cara membangun Keberhasilan Karier dengan Lebih Dulu Mengejar Kebahagian karya Elvi Fianita, psikolog sekaligus Happiness Coach, ada contoh sederhana. Saat ini banyak acara di televisi berbayar yang mengangkat tema orang-orang dengan pekerjaan mereka. Misal, The Pickers, dokumenter tentang dua pria yang berburu barang antik di antara timbunan barang tua yang sudah ditinggalkan pemiliknya.
Acara yang dibawakan Mike Wolfe and Frank Fritz, pria asal Amerika Serikat, bekerja secara antusias mencari kilauan dolar di antara barang-barang tak berharga. Mereka tak terlihat sedang bekerja, tapi berpetualang. Jelas, mereka bekerja dengan senang. Masalahnya, senang seperti apa sih yang membawa kesuksesan pada karier kita? Nah, untuk itu dibutuhkan syarat kedua, yakni pekerjaan itu harus memiliki arti secara personal.
Pekerjaan harus memiliki makna, agar kita dapat menganggapnya berharga dan memotiviasi untuk tumbuh menjadi diri yang unik. The Pickers memaknai pekerjaan mereka dengan sudut pandang yang unik, “Pekerjaan kami adalah menceritakan sejarah Amerika … sepotong demi sepotong.”
Pekerjaan yang menyenangkan, tapi tidak memiliki arti, hanya membawa kita jalan di tempat. Sama dengan pekerjaan yang hanya memiliki arti, tapi tak menyenangkan. Soalnya, kebahagian hanya bisa ditumbuhkan melalui pekerjaan yang menyenangkan dan memiliki arti.
“Jika keduanya sudah ada, Anda akan merasa antusias, berdedikasi, positif, dan berenergi untuk mengejar tujuan-tujuan. Anda cenderung tidak mudah patah semangat dalam menghadapi kesulitan,” jelas Elvi dalam bukunya. Ditambahkannya juga, ketika bahagia, kita bisa bekerja lebih baik. Dengan bekerja lebih baik, peluang sukses juga menjadi lebih besar.
Singkatnya, kita perlu menemukan pekerjaan yang sesuai dengan diri kita yang sesungguhnya. Sebab, pekerjaan akan mengisi bagian terbesar dari hidup kita. Tentu kita tidak mau melewatkan sebagian besar hidup tanpa rasa bahagia.