Intisari-online.com—Ketika kita mendengar mengenai serangan jantung atau penyakit jantung lainnya, kita sering beranggapan bahwa biang keroknya pasti rokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Namun ternyata faktor risiko penyakit jantung tidak hanya itu. Situasi mental seseorang mempengaruhi kondisi kesehatan jantungnya.
Dalam sebuah analisis 10 tahun oleh peneliti Jerman pada 3.428 pria berusia 45-47 tahun di Eropa, ditemukan bahwa kebanyakan mereka mengalami penyakit kardiovaskular yang disebabkan gara-gara depresi.
Depresi yang menunjukkan beberapa gejala seperti kecemasan dan kelelahan menjadi penyebab 15% dari angka kejadian kematian akibat penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner. Sedangkan kolesterol tinggi menyumbang 8% angka kematian dan 21% lagi akibat obesitas. Diabetes memiliki risiko lebih rendah rupanya, yaitu sekitar 5-8% saja.
(Kebanyakan Melamun Bisa Meningkatkan Risiko Stres dan Depresi)
Yang lebih tinggi dari depresi adalah kematian yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular akibar merokok (sekitar 17-20%) dan tekanan darah tinggi (30-34%). Dalam jurnal Atherosclerosis disimpulkan bahwa depresi dan kelelahan berada di posisi tengah sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Karena itu, pemeriksaan lengkah mengenai kesehatan mental haruslah menjadi standar pengujian pula dalam mendiagnosis seseorang dengan penyakit jantung. Selain itu, menjaga kondisi kesehatan mental juga harusnya menjadi perhatian penting bagi semua orang untuk mencegah penyakit jantung.
Termasuk pula dalam pengobatan jika sudah mengalami penyakit yang berhubungan dengan jantung, sebaiknya kondisi kesehatan mental juga diperhatikan.
Karena itu sangat penting untuk menjaga kondisi mental yang sehat demi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Tentu saja termasuk pula menjaga lima faktor risiko lainnya yang sudah disebutkan tadi.
(Awas, Tidur Terlalu Lama Bisa Memicu Depresi Hingga Merusak Jantung)