Advertorial

Perjuangan Seorang Ibu Merawat Anaknya yang Sakit: Bidadariku yang Murah Senyum Ini Lumpuh Akibat Virus

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Lahir sehat. Virus kemudian menyerang pusat syaraf tulang belakangnya, mengakibatkan kelumpuhan dari leher hingga kaki.

Biaya perawatannya sudah menghabiskan dua juta dollar, tapi orang lebih mementingkan senyum sang "bidadari" yang tak pernah sirna. Senyum yang memancarkan semangat hidupnya.

Seperti dikisahkan dalam Tabloid NOVA edisi 7 Februari 1988.

--

Baca juga: Saat Sekelompok Punk Sengaja Menyuntikkan Virus HIV ke Tubuh Sendiri untuk Mendapatkan Kedamaian, Kebebasan, dan Surga

Ia tak dapat bernapas tanpa bantuan alat, yang harus diganti enam kali sehari. Menderita lumpuh akibat virus dari leher sampai kaki. Namun Patricia Louise Carries (4,5 tahun), tetap menayangkan senyum Shierly Temple-nya pada setiap orang yang mendekati atau memperhatikannya tergolek di Rumah Sakit Brackenridge Austin, Texas, Amerika Serikat.

Senyum itulah senantiasa diharapkan dari Patty, panggilan Patricia, yang memancarkan semangat hidupnya. Betapa setiap empat jam perawat dan ahli pernapasan harus membersihkan saluran udara dalam kerongkongannya.

Sekaligus mengganti tube plastik tipis yang menembus dari hidung ke bagian belakang tenggorokannya, untuk membuatnya bisa terus bernapas dan mencegah terjadinya infeksi.

Virus

Patty lahir di RS itu, mulanya seorang bayi sehat. Sebulan sebelum kelahirannya, orang tuanya bercerai. Ibunyalah yang kemudian merawatnya. Sampai 27 Februari 1987, bencana menghampirinya.

"Saya gendong dia karena saat demam pernapasannya terganggu," ujar Denise, lbunya, penyandang cacat tunarungu dan berkaki timpang.

Tapi tiba-tiba bocah itu pun lumpuh lengan dan kakinya. Buru-buru sang ibu membawanya ke RS tempatnya dilahirkan. Nyawanya selamat, tapi kelumpuhan dari leher sampai kakinya tak bisa diatasi.

Baca juga: Waduh, Virus dalam Kerangka Berusia 4.500 Tahun Ini Ternyata Masih Berbahaya dan Mengancam hingga Kini!

Menurut dokter, Patty menderita myelitis. Penyakit langka, peradangan pusat syaraf tulang belakang. Pusat syaraf ini tak bisa lagi mengirim pesan-pesan dari otak ke otot. Mengakibatkan kelumpuhan.

"Kejadiannya begitu cepat," ujar Dilip Karnik MD, ahli syaraf anak-anak yang menangani Patty. Anak ini mengalami gangguan pernapasan atau infeksi yang disebabkan virus.

Beberapa han kemudian, infeksi merangsang tumbuhnya kekebalan, tapi ternyata justru menyerang sel tubuh itu sendiri.

Akibat lain, degup jantung Patty bisa sewaktu-waktu menurun tanpa sebab jelas. la pun tak bisa mempertahankan temperatur tubuhnya. Keadaan ini akan berlangsung terus.

Baca juga: Virus Mematikan yang Tak Bisa Diobati Muncul di India, Dunia Terancam?

Itu berarti, kata ahli anak Mike Bayer, Patty sama sekali tak punya harapan sembuh. "Meski kemungkinan Patty mencapai usia dewasa tetap ada," tukasnya.

Risiko tinggi untuk meninggal, karena rendahnya daya tahan terhadap infeksi. Hingga selama ini sejumlah perawat, dokter, staf pendukung dan sukarelawan memberikan perawatan terbaik untuknya.

Pernah sekali Patty mengalami infeksi. Penanganan amat cepat dan tepat menyelamatkan jiwanya.

Rumit

Perawatan terhadap Patty amat rumit. Saluran tube yang melalui hidung dan mulutnya ke dalam tenggorokan untuk mengeringkan paru-parunya, harus diganti tepat waktu enam kali sehari.

Baca juga: 9 Virus yang Pernah Menewaskan Banyak Orang, Salah Satunya Infuenza!

Ini mencegah masuknya getah atau cairan ke dalam paru-paru, yang bisa mengakibatkan radang paru-paru. Katerisasi yang kurang hati-hati pun, hingga kandung kemihnya sama sekali kering, bisa mengakibatkan kematiannya.

Itu membuat Patty tak bakalan bisa hidup di tempat lain, di luar RS. Hingga tak seorang pun mampu merawatnya, sekadar memberikan tempat di rumahnya saja pun. Karena biaya perawatannya juga amat mahal. Selama ini, RS sudah menghabiskan dana sekitar dua juta dollar untuknya.

Ketabahannya

Namun, tidak berarti semua perawatan terhadap Patty dilakukan dengan tube, jarum suntik, atau mesin. Justru kasih sayang para perawatlah yang membuat Patty bisa bertahan.

"Kami sangat menyayanginya dan sangat bangga akan ketabahannya," ujar Debra Wilson, salah seorang perawatnya.

Baca juga: HIV Belum Ada Apa-apanya, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia

Debra dan kawan-kawan senantiasa membelai Patty dengan penuh kasih sayang. Bila Patty terbangun dan menangis, buru-buru Bernie berbaring di tempat tidur Patty. Bercerita tentang bintang dan bulan, bernyanyi sampai si anak tertidur kembali.

Mereka bersama kelompok penggemar Patty, membelikannya macam-macam mainan dan baju tidur merah jambu. Beragam mainan dan buku sumbangan para dermawan ini sangat membantu membuatnya selalu gembira.

Para perawat menunjuk seorang guru yang mengajar Patty ABC. Ia tetap bersemangat tinggi untuk belajar. la bisa mengeja namanya, menyebut warna. Meski terbatas hanya saat udara dalam alat pernapasannya beralih ke tali suara.

Kemampuan bicara Patty berkurang akibat suatu krisis. Suatu saat alat pernapasannya tak berjalan baik. Dia sempat kehilangan oksigen selama 45 detik. Namun berkat kesigapan perawat Bernie, ia bisa diselamatkan.

Baca juga: Berita Populer Kesehatan 2017: Ini Ciri Ciri Pria Penyebar Virus HPV, Penyebab Kanker Serviks

Hanya akibatnya, setelah itu ia tak tidur selama tiga malam, matanya terus menerawang langit-langit. Dan kemampuan bicaranya terganggu.

Bagi para perawat, Patty yang amat senang pertunjukan Mickey Mouse hingga bibir mungilnya naik turun mengikuti irama itu, sudah dianggap seperti anak sendiri. Ketika mereka menceritakan hal itu pada keluarganya di rumah, berbagai tanggapan muncul.

Salah satu menyebutkan, kenapa tidak dicabut saja alat pernapasannya. Bukankah bocah itu hanya menyusahkan orang. Kontan dijawab, "Tidak mungkin itu terjadi pada anak yang selalu senyum pada saya dan menganggap saya sebagai teman.”

"Orang akan segera mengubah anggapannya bila sudah bertemu sendiri dengan Patty. Dia bukan lagi anak cacat yang penghiba. Dia begitu menyenangkan. Patty tak ubahnya seorang bidadari," ujar Debra antusias.

Baca juga: Setelah Diteliti Lebih Dalam, Gandarusa Disebut Punya Zat yang Diklaim Bisa Menghambat Virus HIV

Kesulitan

Kini para sukarelawan berusaha mencari orang tua angkat untuk menyelamatkan Patty. Orang yang berkenan memberikan tempat, memberikan kasih sayang dan sanggup merawatnya.

"Patty hanya membutuhkan rasa dicintai dan diperlukan. Meski nanti ia mungkin hanya bisa bertahan dua bulan, kalau selama itu ia bisa mendapat kasih sayang penuh, nilainya sama dengan anak ini hidup dua abad," ujar Debra.

Selama ini pemerintah negara bagian Texas membayar biaya perawatan Patty. Juga untuk perawatan selanjutnya. Namun pihak RS sendiri mengalami kesulitan untuk merawat pasien seperti Patty dalam waktu lama.

Pihak RS juga tengah mencari RS lain yang bisa menampung Patty. Sudah lima RS dipilih, tapi semua menolak. Mereka tak bisa menyediakan fasilitas perawatan maupun biayanya.

Baca juga: Perhatian untuk Para Orangtua, Gara-gara Duduk di Bangku Troli Belanja Bayi 11 Bulan Ini Terserang Empat Virus Sekaligus

Berdoa

Sekalipun ibunya tak bisa menungguinya setiap saat, namun wanita ini tetap dikenang Patty.

Bocah ini selalu berkisah tentang ibunya, dan berdoa setiap malam bagi wanita yang melahirkannya itu. Pada ulang tahunnya ke tiga, Denise menyatakan cintanya yang tulus pada Patty.

Sayang, wanita ini tak mampu merawat anaknya. Selain keterbatasannya sebagai wanita cacat, biaya perawatannya pun tak mungkin terjangkau pekerja tidak tetap di restoran itu. Sementara ayah Patty rupanya tergolong jahanam juga, sama sekali tak pernah menjenguknya.

Sebelum jelas masa depannya, kehidupan Patty mengalir seperti biasa. Dua minggu sekali dimandikan, kemudian dibaringkan di tempat tidurnya bersama boneka kesayangan.

Baca juga: Sedih, Bayi Berusia 18 Hari Ini Meninggal Karena Dicium Oleh Orang yang Terkena Virus Meningitis

Lalu tibalah saat berdoa. Usai para perawat membaca doa, Patty selalu berbisik, "Amin".

"Patty, apakah Tuhan sangat baik padamu?" tanya Debra.

Kepala Patty menengadah dan menunduk. Sekali lagi Debra bertanya, sekali lagi pula Patty mengangguk. Bocah ini tidak bicara.

Namun sungguh, dia merasakan kasih sayang-Nya. (LHJ/ika)

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) PC, Mulai dari Terkena Virus hingga Ketumpahan Teh

Artikel Terkait