Advertorial
Intisari-Online.com - Ketika pada tahun 1980-an aparat keamanan RI melancarkan Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK) untuk melumpuhkan para begal, jambret, perampok, dan lainnya yang dikenal sebagai Gabungan Anak Liar (Gali) sebenarnya pelaksanaannya masih bersifat persuasif.
Awalnya, aparat keamanan melalui operasi intelijen mendata nama-nama orang yang terdeteksi sebagai Gali berdasar info dan data dari masyarakat serta para pengusaha bus.
Para pengusaha bus yang sering jadi korban perampokan bahkan pembajakan tahu betul siapa saja para Gali yang sering mengganggunya karena mereka juga tidak segan-segan datang untuk memalak.
Berdasar data yang masuk aparat keamanan lalu memberikan pengumuman agar para Gali melaporkan diri ke Koramil setempat untuk dibuatkan kartu khusus dan sekaligus wajib lapor tiap minggunya.
Baca juga:Kejamnya Eksekusi Mati para Begal di Era Orde Baru, Dimasukkan ke Dalam Karung Lalu Ditembak
Fungsi kartu khusus ternyata untuk melindungi para Gali dari para pelaku penembakan misterius (petrus) karena ketika kediaman seorang sedang digrebek tapi Gali bersangkutan punya kartu khusus, ia akan dilepas.
Tapi jika tidak memiliki kartus khusus, Gali yang digerebek oleh tim petrus akan langsung ditembak mati dan mayatnya dibiarkan tergeletak begitu saja di sembarang tempat.
Namun ada juga seorang Gali yang sudah memiliki kartu khusus tetap diburu petrus dan akan dieksekusi.
Misalnya seperti yang dialami seorang Gali bernama Abu Santosa, yang tinggal di Yogyakarta.
Meskipun Abu mengaku bukan Gali tapi karena suka berkelahi, ia diwajibkan memiliki kartu khusus dan wajb lapor ke Kodim setempat tiap hari Senin.
Tapi Abu tetap saja diburu oleh para petrus hingga empat kali namun selalu lolos dari sergapan bukan karena sakti, melainkan kepiawaiannya memanjat dan bersembunyi di atas pohon.
Padahal Abu yang sengaja meloloskan diri jika sampai tertangkap pasti ditembak mati dan mayatnya dibuang ditempat umum seperti pinggir jalan dengan tujuan memberikan shock therapy kepada para Gali lainnya.
Sesuai yang dikutip dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap. Temp, PT Gramedia 2015, selama digelar OPK sedikitnya 3000 gali tewas disikat para tim petrus.
Baca juga:Aksi Jambret dan Begal Meningkat, Mulai Malam Ini 1.000 Polisi Diterjunkan Untuk Memberantasnya