Intisari-Online.com - Meski sudah pensiun, para personel pasukan khusus SAS (Special Air Service) Inggris dikenal masih memiliki kemampuan tempur yang mumpuni.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika para veteran pasukan SAS yang sangat terlatih dalam penggunaan senjata api dan senjata tajam, memiliki kemampuan sebagai personel pasukan antiteror serta intelijen, kemudian banyak yang direkrut sebagai pelatih para tentara bayaran, agen rahasia, pengawal khusus pejabat tinggi negara, dan lainnya.
Yang pasti setiap veteran personel SAS yang dalam misi tempurnya sebagai pasukan komando memiliki motto ‘Who Dares Win’ (siapa berani pasti menang) itu merupakan orang-orang yang tidak akan tinggal ketika harus menghadapi aksi kejahatan.
Seperti yang dialami oleh seorang veteran personel SAS, John Nixon (88), ketika menyaksikan peristiwa pembegalan oleh lima orang anggota geng terhadap seorang wanita di kawasan Raglan Street, Kentish Town, London pada Februari 2018.
Sebagai veteran pasukan khusus yang pernah bertempur di Perang Korea dan menjadi agen rahasia di Mesir, Jerman, dan Timur Tengah, Nixon berteriak kepada kelima begal bersenjata pisau itu untuk segera menyerahkan tas si wanita yang dirampok.
Tapi kelima anak muda itu ternyata tidak terpengaruh oleh teriakan seorang pria tua yang menurut mereka sudah lemah dan tak berdaya.
Dua di antara anak muda anggota geng itu malah mendatangi Nixon dan memaksa minta dompetnya.
Namun veteran pasukan SAS yang terlatih baik dalam duel tangan kosong itu tak mau menyerah begitu saja.
Menggunakan ilmu beladirinya, Nixon bahkan berhasil merobohnya satu penyerang dan menjatuhkan pisau.
Satu penyerang lainnya yang dihantam pada bagian leher juga jatuh terjungkal dan pisaunya terlempar.
Menyadari jika pria tua yang dihadapi bukan orang sembarangan, kelima begal muda itu akhirnya memilih lari pontang-panting menyelamatkan diri.
Apalagi setelah melihat Nixon memegang pisau hasil rampasan dari seorang begal dan siap melanjutkan pertarungan.
Source | : | Dailymail.co.uk,warhistoryonline.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR