Sementara yang lain pura-pura tidak melihat kami—mungkin bagi mereka kami tidak ada.
Dalam kondisi itu, ibu biasanya akan menghilang dalam waktu lama sementara aku akan belajar untuk menjaga diriku sendiri.
Aku mendekat ke anak-anak jalanan lain untuk meminta bantuan. Begitulah caraku mengenal seorang gadis kecil bernama Camile.
Ia akhirnya menjadi sahabatku. Kami melakukan semuanya bersama. Kami berbagi makanan yang kami temukan. Camile punya kemampuan menceritakan kisah-kisah dengan luar biasa, dan ia terpesona dengan kisah-kisah pangeran berikut putrinya.
Tokoh-tokoh itu menjadi obat pelipur lara, setidaknya untuk sementara.
Bersama-sama, kami bertahan hidup dengan mencuri di pasar makanan, mengobrak-abrik tumpukan sampah raksasa dan saling melindungi.
Suatu malam, ketika aku hampir berusia tujuh tahun, Camile dan aku memutuskan melarikan diri dari kebisingan dan penembakan malama di kota-kota kumuh dan tidur di daerah yang lebih nyaman dari Sao Paolo.
Terbangun dengan suara-suara, kami ketakutan tapi memutuskan untuk melihat di sekitar gedung. Kami melihat orang-orang—polisi militer—dengan senjata.
Lima anak berdiri berbaris di depannya. Kami tahu apa artinya itu. Semua anak jalananan melakukannya.
Salah satu pria melihat kami dan berteriak. “Di sana ada lagi, tangkap mereka!”
Camile dan aku lari tunggang langgang untuk menyelamatkan hidup. Btw, aku adalah pelari yang sangat cepat, sementara Camile tertangkap.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR