Mainan Orang Tua yang Tidak Main-main

Ilham Pradipta M.
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

mainan orang tua
mainan orang tua

Intisari-Online.com -Di tengah kesibukan sebagai pegawai di kantor swasta, Fiqry Azhari (29) punya cara asyik untuk mengisi waktu luang. Kebetulan ia pengoleksi Gundam Plactic Model (Gunpla) alias plastik model kit Gundam. Karakter jagoan asal Jepang yang ngetop di era dekade 80-90an ini diadaptasi dari anime Mobile Suit Gundam. Filmnya yang dibuat oleh Hajime Yatake dan Yoshiyuki Tomino, benar-benar digilai anak-anak ketika itu.

(Rami Adham, Mempertaruhkan Nyawanya Demi Menyelundupkan Mainan untuk Anak-anak Suriah)

Sedari kecil, Fiqry memang telah jatuh cinta pada mainan dengan berbagai bentuk menarik ini. Bukan hanya Gupla, ia juga mengoleksi action figure dari karakter-karakter di film X-men dan Power Ranger. “Awalnya nonton seri televisi, terus tertarik mengoleksi,” kata ayah dari dua anak ini berseri-seri.

Hobi mengoleksi karakter-karakter jagoan serta aneka robot itu rupanya terus terbawa hingga sekarang. Kata Fiqry, saat ini mainan memang sudah tidak identik hanya untuk dimainkan anak-anak. Orang dewasa juga “berhak” memainkannya. Apalagi memang ada mainan-mainan yang memang khusus untuk orang dewasa.

(Di Indonesia, 75 Persen Pengunduh Permainan Seksual adalah Pria)

Maklum saja, mainan-mainan seperti action figure yang layak dikoleksi ini, harganya tidak murah. Bentuknya memang seperti mainan biasa, tapi tidak bisa dimainkan sembarangan oleh anak-anak, jika tidak ingin rusak. Komponen-komponennya justru dapat membahayakan anak-anak jika sampai tertusuk atau tertelan oleh mereka.

Ada pula mainan tertentu yang untuk merakitnya, tergolong sulit. Butuh ketelitian dan kesabaran tingkat tinggi. Karena itulah, beberapa jenis mainan pada kemasannya dilabeli “17+” alias untuk usia 17 tahun ke atas.

Mirip mobil aslinya

Tomica
Cerita Galan Riverda (31) hampir serupa. Sejak kecil, karyawan swasta ini sudah berangan-angan memiliki dan memajang mobil diecast di rumahnya. Diecast adalah miniatur kendaraan yang dibuat dengan metode die-casting. Tekniknya, melebur logam dan menuangkannya dalam cetakan.

Saat berusia anak-anak, Galan memiliki sebuah mobil diecast skala 1:18 Dodge Viper bermerek Bbrago. Detail mainan itu menurutnya sangat mirip mobil aslinya. Model itulah yang membuatnya jatuh hati pada diecast. Namun saat itu uangnya terbatas, hingga ia mesti menunda hasratnya untuk mengoleksi.

Kini hobinya tersalurkan. Sejak sekitar setengah tahun silam, Galan mulai rajin berburu berbagai diecast merk Tomica berskala 1:64. Koleksinya saat ini sudah sekitar 50 buah. Selain itu, ia tetap mengoleksi diecast Bbrugo, mainan yang membuatnya jatuh cinta terhadap miniatur mobil ini.

Galan sengaja memilih Tomica karena keunikannya. Yakni selalu ada suspensi di setiap roda, pintu dan kap mesin yang bisa dibuka, serta detail yang menyerupai mobil aslinya. Ketika dipandangi, mainan itu mampu membawa imajinasi terhadap mobil aslinya yang belum tentu bisa terbeli.

Meski jenis koleksinya masih beririsan dengan jenis mainan kesukaan anak-anak, bagi Galan, itu bukanlah soal. Menurutnya wajar jika orang dewasa mengoleksi sesuatu, asalkan kegiatan itu dilakukan sesuai tempat dan proporsinya. Selain itu, masalah hargalah yang menjadikan mainan ini lebih tepat ada di tangan orang dewasa. “Tipe-tipe tertentu, kadang kisaran harganya tidak terjangkau sebagian besar anak-anak,” jelas Galan.

Artikel Terkait