Intisari-online.com—Kadang, secara tidak sadar kita membohongi diri kita sendiri. Tujuannya biasanya untuk meyakinkan diri bahwa apa yang kita pikirkan dan lakukan adalah benar.
Sebenarnya kita tidak kuat, tapi pura-pura kuat. Kita sedih, tapi berkata pada diri sendiri kita senang. Kita meyakinkan diri bahwa perlakuan yang kita berikan pada orang lain pasti disukainya.
Psikoanalis menyebut kondisi ini sebagai “egosyntonic”, yaitu saat kita merasa yakin dengan kebohongan pikiran dan keputusan kita sendiri. Hal ini memang memberi efek menenangkan sejenak, namun justru berbahaya kalau diteruskan.
Jangan menipu diri sendiri, berhentilah membohongi diri. Berikut jenis kebohongan pada diri sendiri yang sering terjadi tanpa kita sadari:
1. Prinsip “jika-maka”
Mitos ini yang sering membuat kita ragu dan mengambil keputusan yang salah. Misalnya, mengganti pekerjaan, menemukan pasangan, menyelesaikan pendidikan, dll. Kita berpikir “jika” kita mengganti pekerjaan “maka” hidup akan menjadi lebih baik.
Namun kenyataan hidup ini tidak sesederhana itu. Kita harus menemukan akar masalahnya dan motivasi yang tepat untuk berbagai keputusan penting dalam hidup kita.
(Lima Tanda Kita Tidak Menjadi Diri Sendiri)
2. “Saya bisa mengubah orang lain”
Betul kalau perilaku kita bisa mempengaruhi dan membantu orang lain, jika ia sendiri juga berniat untuk mengubah dirinya. Namun ketika seseorang benar-benar tidak ingin berubah, kita tidak bisa memaksakan keyakinan kita bahwa kita bisa mengubah orang itu.
3. “Saya berjanji besok akan mengerjakan semuanya lebih baik, hari ini santai saja dulu.”
Tanpa kita sadari pola pikir ini berulang terus menerus dan menjadi kebiasaan buruk. Akibatnya, banyak hal justru bisa dikerjakan dengan baik hari ini, tertunda esok hari.
klik "2" untuk melanjutkan membaca
(Berbicara pada Diri Sendiri untuk Mengubah Kebiasaan)