Intisari-Online.com -Ketika badai salju menerpa Montana, Amerika Serikat, pekan lalu, puluhan ribu angsa salju memutuskan bermigrasi. Mereka terpaksa pindah dan mendarat di perairan terdekat, ke sebuah danau. Sialnya, danauyang angsa-angsa singgahi itu merupakan danau beracun bekas tambang tua, yang alih-alih menghilangkan dahaga justru membuat mereka meregang nyawa.
Ribuan angsa salju mati seketika, menurut Montana Resources, perusahaan tambang yang bertanggung jawab atas danau beracun itu, kepada situs Berkeley Pit Superfund.
(Taring Laba-laba Beracun Ini Lubangi Tangan Anak 8 Tahun)
“Saya tidak bisa memastikan berapa banyak burung yang mendarat malam itu,” ujar salah seorang saksi mata, Mark Thompson, manajer urusan lingkungan Montana Resources, kepada Associated Press. “Jumlahnya melebihi apa yang selama 21 tahun kami lihat, berkali lipat.”
Pihak tambang sendiri memperkirakan jumlah angsa salju yang mati di Barkeley Pitberjumlah 10 ribu ekor. Jumlah itu tentu saja di luar rata-rata burung yang mampir di situ, antara 2000 hingga 5000 burung tiap tahun, sepanjang migrasi antara musim semi dan musim dingin.
Menurut beberapa kalangan, badai salju mungkin bukan satu-satunya penyebab migrasi angsa-angsa itu. Para ahli di Montara menyebut, perubahan iklim juga disebut memainkan peran yang krusial atas tragedi ini.
Salju angsa biasa memulai migrasi pada minggu kedua bulan November. Tapi ketika mereka menunggu terbang ke selatan, artinya, “Ada beberapa angsa yang memutuskan tinggal di tempat-tempat yang tidak pernah mereka tinggali pada musim dingin sebelumnya,” ujar Jack Kirkley, ahli burung dan profesor di University of Montana-Western, kepada surat kabar setempat, seperti dilansir Mashable.com.