Baret yang dikenakan oleh satuan TNI tertentu terutama yang berasal dari pasukan khusus memang bukan merupakan baret sembarangan karena untuk mendapatkannya harus bertaruh nyawa.
Misalnya, untuk mendapatkan baret merah kebanggaannya setiap personel Kopassus harus menjalani sekolah pendidikan komando yang berlangsung sangat keras dan disiplin serta bertaruh nyawa sekitar empat bulan.
Pengambilan baret kadang harus merayap dulu di tebing tinggi yang terjal dan melalui perjuangan sangat berat.
Oleh karena itu dengan latar belakang yang demikian berat untuk mendapatkan baret kebanggannya, setiap personel TNI sebenarnya merasa jengah jika melihat orang awam atau ormas-ormas tertentu yang dengan seenaknya mengenakan baret dan warnanya sama dengan yang dimiliki oleh satuan TNI.
Dalam pemakaiannya baret yang dikenakan oleh pasukan TNI juga ada aturannya tersendiri.
Orang awam atau anggota militer kadang bisa mendapat baret kehormatan dari satuan TNI tertentu karena telah terbukti memiliki jasa-jasa yang luar biasa terhadap satuan TNI bersangkutan.
Secara umum baret miring ke kiri dikenakan pasukan TNI yang sedang bertugas menegakkan hukum seperti baret warna biru yang dikenakan anggota Polisi Militer.
Sedangkan baret miring ke kanan dikenakan semua prajurit TNI yang menunjukkan kesiagaan dan kondisi siap tempur.
Tapi dalam pertempuran yang sesungguhnya, baret akan disimpan dalam saku atau di balik baju dalam dada dan digantikan topi lapis baja standar TNI yang tahan peluru.
Source | : | liputan lapangan,Tniad.mil.id |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR