Intisari-Online.com – Di satu siang yang panas, seorang direktur perusahaan besar mengendarai mobilnya untuk kembali ke kantor. Ia baru saja makan siang dengan orang-orang penting dan sekarang ia berkendara sambil berpikir tentang rencana kerjasama dengan orang-orang penting yang ditemuinya tadi.
Ketika berhenti di satu lampu merah, tanpa sengaja ia menoleh ke kiri jalan. Di sana ia melihat seorang bapak tua yang cacat. Ia sepertinya tak bisa berjalan dan pakaiannya pun lusuh. Namun, yang menarik perhatiannya adalah wajah bapak tersebut. Wajah bapak itu begitu damai dan bahagia. Ia tersenyum sambil melihat-lihat keadaan sekelilingnya.
Tiba-tiba saja direktur ini menjadi tidak fokus lagi berpikir tentang pekerjaan. Sepanjang perjalanan pulang ke kantor ia bertanya-tanya dalam hati, “Apa yang dipikirkan pria tua tadi? Mengapa ia begitu bahagia?”
Beberapa hari berlalu dan direktur ini sudah lupa akan bapak tua tadi. Namun suatu hari, ia lewat di perempatan yang sama dan melihat lagi bapak itu. Bajunya masih tetap lusuh. Dan raut wajahnya juga masih tetap bersinar. Direktur ini makin penasaran, “Mengapa ia bisa begitu bahagia?”
Hal ini mengganggu pikiran sang direktur selama berhari-hari. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertemu langsung dengan pria tua itu. Ia harus tahu alasan mengapa ia bisa begitu bahagia padahal keadaannya seperti itu.