Kenapa Sumatera Rawan Gempa Dahsyat?

Hery Prasetyo

Editor

Pulau Sumatera sebelah utara dan perbatasan dua lempeng besar, Indo-Australia dan Eurosia.
Pulau Sumatera sebelah utara dan perbatasan dua lempeng besar, Indo-Australia dan Eurosia.

Intisari-Online.com - Gempa di Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016) seolah membangkitkan trauma gempa dahsyat pada 2004. Namun, sebenarnya Sumatera memiliki sejarah gempa dahsyat bertipe megatrust atau gesekan lempeng yang mengakibatkan getaran besar, seperti pada tahun 1797, 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007. Kenapa Sumatera rawan gempa dahsyat?

Pulau Sumatera berada di dekat perbatasan dua lempeng tektonik. Lempeng yang menjadi lantai samudera merupakan lempeng Indo-Australia. Sumatera dan pulau lain di Indonesia sampai Thailand juga berada di atas lempeng Eurosia.

Kedua lempeng tersebut bertemu di lantai samudera sebelah baratdaya atau selatan Sumatera yang jaraknya dari pantai sekitar 200 kilometer. Sedangkan kedalamannya hanya 5 kilometer.

Maka, jika kedua lempeng itu bergerak atau bergesekan, sudah pasti daerah sekitarnya terutama Sumatera akan bergetar. Jika gesekan keras, maka Sumatera akan mengalami gempa dahsyat, bahkan bisa mencapai 9 magnitude atau lebih. Padahal, lempengan-lempengan tektonik itu setiap saat bergerak.

BACA JUGA: Gempa Aceh: Mengapa Bumi Bergoyang?

Bumi memang terdiri dari banyak lempeng, sekitar 12 lempeng besar. Dan, lempeng-pempeng itu selalu bergerak setiap tahunnya yang kecepatannya seperti pergerakan pertumbuhan kuku, atau bergerak 5 centimeter per tahun.

Karena Sumatera berada dekat perbatasan atau pertemuan dua lempeng, maka rawan bergetar setiap saat. Gerakan lempeng itu selalu berpotensi menggoyang Sumatera. Jika sampai pergerakan lempeng itu sangat besar, maka akan semakin dahsyat pula getaran yang terjadi di Sumatera.

Artikel Terkait