Advertorial

Bila Memutuskan Resign Ada Etika yang Bisa Dilakukan agar Tetap Baik di Mata Perusahaan

K. Tatik Wardayati
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Motivasi resign setiap karyawan berbeda-beda.

Empat faktor kepuasan kerja, yakni berkaitan dengan penghasilan dan fasilitas (bonus, tunjangan keluarga, dan lain-lain); berkaitan dengan hubungan antarrekan sekerja, hubungan atasan-bawahan; berkaitan dengan pengembangan karier, evaluasi penilaian kinerja, dan kejelasan jenjang karier; serta berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, apakah sudah cukup menantang, apakah sesuai dengan dirinya.

Seseorang mau bekerja keras untuk perusahaan jika keempat faktor tadi terpenuhi. Namun, meski begitu, tetap ada orang yang menomorduakan kepuasan tersebut.

“Ia butuh tantangan dalam pekerjaan, agar terangsang untuk bekerja sebaik-baiknya,” jelas Riza Karim, Psi., staf profesional Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT-UI). “Jika ia bisa bekerja dengan baik maka ia merasa berhasil.”

Bila perusahaan menyadari bahwa karyawan telah bekerja keras dan berjasa pada perusahaan dan perusahaan pun telah memberi imbalan dengan adil berupa gaji dan kesejahteraan memadai, mengapa tetap saja tumbuh rasa tidak puas pada beberapa karyawan?

Baca juga: Sudah Gaji Kecil dan Tidak Ada Libur Mau Resign pun Dipersulit, Begini Cara Melapor ke Disnaker

Berdasar survei lembaga LPT-UI terhadap 20 – 25 ribu karyawan, Riza mengungkap masalah evaluasi dan pengembangan karier menjadi faktor utama timbulnya ketidakpuasan, walau perusahaan telah memberi imbalan cukup sekalipun.

Setiap orang bekerja ingin kariernya berkembang, dan jadi masalah jika ia di posisi itu terus selama bertahun-tahun.

Bila Anda tetap memutuskan resign, untuk meninggalkan kesan baik pada perusahaan yang telah membesarkan Anda, Riza Karim, Psi., menyarankan:

  • Kalau keputusan sudah final, beritahu perusahaan bahwa Anda akan mengundurkan diri. Jangan terlalu mendadak, sehingga terkesan tak senang hati.
  • Jika sudah pasti akan resign Anda jangan menyusun rencana kerja tahunan, yang baru berjalan sebentar tiba-tiba Anda tinggalkan.
  • Menunjukkan pada perusahaan siapa saja kira-kira yang bisa menggantikan Anda, walau belum tentu disetujui perusahaan.
  • Memberi cukup waktu untuk transfer hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Baca juga: Gaji Ratusan Juta per Bulan, Tapi Lusinan Karyawan Google Pilih Resign, Rupanya Ini Alasannya

  • Mengembalikan apa pun milik perusahaan, jangan tercampur milik pribadi.
  • Melakukan perhitungan utang pada perusahaan.
  • Mematuhi syarat-syarat dari perusahaan, untuk tidak pindah ke perusahaan kompetitor atau yang sejenis, dalam kurun waktu yang telah disepakati sejak awal bekerja.
  • Berlaku jujur dan bertanggung jawab, tidak membawa lari klien perusahaan. Serahkan semua daftar klien. Bahwa nantinya klien yang mengejar Anda, itu persoalan lain.
Harus jelas kalau mau resign apa yang akan dilakukan. Terkadang orang berpikir mau wirausaha karna punya uang, tapi tidak pernah dengan detail meneliti apa benar dirinya bisa, apa ia ahli di bidang itu.

Jangan sampai dapat uang ratusan juta, lalu memulai usaha, enam bulan kemudian modalnya habis.

Karena itu, berpikirlah jernih sebelum resign. (Dharnoto)

Baca juga: Berniat Resign? Baca Dulu Penjelasan tentang Hak yang Diterima Karyawan Jika Resign dari Pekerjaan Ini

Artikel Terkait