Advertorial
Intisari-Online.com -Inggris sama sekali bukan unggulan diPiala Dunia 1966yang digelar di rumahnya sendiri.
Hal itu diperlihatkan dengan bernas oleh sutrada Inggris Paul Welland dalam filmSixty Six(2007).
Maka tak heran jika banyak pihak yang curiga dengan kemenangan Inggris tersebut, dan faktor yang paling banyak dituding adalah ... para wasit.
Dikutip dari bukuBola Memang Gilatulisan Owen A. McBall, dua wasit asal Inggris, Kenneth Dagnall dan George McCabe, yang meminpin pertandingan-pertandingan di Grup 3, di mana juara bertahan Brasil berada, pantas disebut yang pertama.
Baca juga:Sayang dong Kalau Kelewatan, Ini Kiat Agar Tetap Bugar Setelah Begadang Nonton Piala Dunia 2018
Mereka berdua dianggap sebagai biang kegagalan Brasil lolos ke babak perempat final.
Selanjutnya adalah Rudolf Kreitlein dari Jerman Barat saat meminpin pertandingan perempat final antara Inggris dan Argentina.
Kreitlen mengusir salah satu pemain Argentina hanya karena memelototinya.
Melawan 10 pemain, Inggris melaju ke semifinal.
Yang paling tampak adalah Gottfried Dienst asal Swiss, yang dianggap benar-benar memberi kemenangan buat Inggris di laga final melawan Jerman Barat.
Orang Swiss itu mengesahkan dua gol aneh Goeff Hurst untuk Inggris di menit ke-101 babak perpanjangan waktu.
Meski tidak terlihat jika bola telah melewati garis gawang, Wasit Dienst menunjuk titik putih di tengah lapangan tanpa gol.
Gol terakhir Hurst lebih aneh lagi, karena berbarengan dengan penonton yang berhamburan ke tengah lapangan karena menyangka pertandingan telah usai.
Aneh, Dienst mengesahkan gol tersebut.Baca juga:Hal-hal Unik di Piala Dunia 2014
Akibat serangakaian kejadian aneh di Piala Dunia 1966 Inggris tersebut, beberapa kalangan menganggap Gol Tangan Tuhan yang dibuat Maradona ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986 Mexico dan dianulirnya gol Frank Lampard ke gawang Jerman di Piala Dunia 2010, karena dianggap belum melewati garis gawang, adalah karma yang mesti diterima.
Yang lebih menyedihkan lagi, sejak perhelatan tahun 1966 itu, Tim Tiga Singa tidak pernah lagi menjadi juara dunia--juga Eropa, ding.
Inggris, Inggris...