Intisari-Online.com – Beragam cara dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, salah satunya melalui simbol-simbol tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari di Jakarta umpamanya, ketika ada peristiwa meninggalnya seseorang, bendera (kertas) berwarna kuning berukuran kecil dikibarkan di sudut-sudut jalan menuju rumah duka.
Tetapi kenapa dipilih warna kuning, bukan warna hitam yang dikenal sebagai warna duka?
Penggunaan bendera sebagai sarana penyampaian informasi ini dipengaruhi oleh dunia pelayaran.
Setiap kapal yang berlayar di laut selalu dilengkapi dengan untaian bendera semboyan kapal (telegraphic signal flag) sebagai salah satu alat komunikasi internasional antarkapal.
Baca juga: Ini 6 Cara Konyol Orang Amerika yang Justru Enggak Menghormati Bendera Mereka Sendiri
Bendera-bendera itu dibuat dengan beragam motif dan warna. Umumnya, warna untuk motif itu warna cerah seperti kuning, merah, biru, hitam, dan putih.
Bendera-bendera tersebut memiliki bentuk dasar persegi panjang dan segitiga.
Bendera persegi panjang menyimbolkan huruf (A - Z), bendera segitiga dengan ujung dipotong simbol dari angka (0 - 9), dan empat bendera segitiga penuh. Jadi, totalnya ada 40 jenis bendera semboyan.
Dengan mengibarkan untaian bendera tersebut berdasarkan urutan huruf-huruf yang dimaksud, kapal dapat menyampaikan satu pesan pendek kepada kapal lainnya yang berlayar di dekatnya, dalam satu konvoi atau dalam satu armada.
Bendera semboyan tersebut digunakan pertama kali pada 1855.
Baca juga: Kibaran Bendera di Hajatan Pernikahan dan Khasiat Sarung yang Ampuh Untuk Menyusul Menikah
Namun, baru pada 1857 sistem ini dipublikasikan pertama kali sebagai bendera semboyan kapal untuk pelayaran internasional dan Inggris.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR