Advertorial
Intisari-Online.com -Proses denuklirisasi antara Korut dan AS yang berjalan cukup mudah dalam pertemuan selama 45 menit antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di KTT Singapura (12/6/2018) sebenarnya membuat Iran kebingungan.
Iran sebagai negara yang dicurigai masih berkeinginan kuat mengembangkan nuklir untuk persenjataan dikenal memiliki hubungan khusus dengan Korut karena telah diketahui saling bekerja sama dalam pembuatan senjata nuklir.
Pada tahun 2002 Presiden AS Goerge W Bush telah menjuluki Korut dan Iran sebagai poros ‘axis of evil’ karena memiliki keinginan yang sama dalam pengembangan senjata nuklir.
Korut dan Iran yang merupakan negara yang paling dimusuhi AS diyakini telah membangun kerja sama dalam perdagangan senjata militer sejak tahun 1979.
Baca juga:Kim Jong Un dan Donald Trump Akhirnya Bertemu Juga, Begini Isi Kesepakatan Keduanya
Oleh karena itu ketika Kim Jong Un dan Presiden Trump mau bertemu dalam KTT di Singapura, Iran memperingatkan agar Kim bersikap hati-hati terhadap Presiden Trump ‘karena akan dibohongi’.
Tapi hasil KTT ternyata menunjukkan sikap kooperatif Kim Jong Un karena langsung menyetujui proses denuklirisasi Korut sehingga hasil KTT itu jelas membuat Iran kebingungan.
Pasalnya keputusan denuklirisasi Korut bisa berimbas ke Iran yang belum lama ini, sesuai yang dituduhkan oleh Israel (Mei 2018), masih ngotot untuk mengembangkan senjata nuklir.
Baca juga:Iran, Negara yang Paling Semangat Lenyapkan Israel dari Muka Bumi dan Terus Berusaha 'Gandeng' Rusia
Jika Iran memang ketahuan sedang mengembangkan senjata nuklir, seperti yang dituduhkan oleh Israel, maka Iran juga terancam digiring kedalam KTT seperti Korut yang berunjung pada proses denuklirisasi Iran.
Jika itu sampai terjadi keinginan Iran menggunakan senjata nuklirnya untuk menyerang atau menggertak Israel jelas akan gagal total.
Dengan alasan itu, maka proses denuklirisasi yang dilakukan oleh Korut memang telah membuat Israel bertepuk tangan.
Baik Israel maupun AS sebenarnya dikenal sebagai negara sangat licik terkait persenjataan nuklir.
Pasalnya kedua negara ini bebas memiliki dan mengembangkan senjata nuklir tapi melarang bahkan mengancam negara lain seperti Iran, yang ingin mengembangkan nuklir meski untuk kepentingan industri.
Jika mau bersifat ‘gentleman’ seharusnya negara yang memiliki senjata nuklir juga sama-sama melakukan denuklirisasi demi menciptakan kondisi dunia yang bebas dari senjata nuklir.
Baca juga:(Foto) Inilah 10 Foto yang Berhasil Diambil Tepat Sebelum Tragedi Mematikan Terjadi