Fakta dan Mitos Seputar Berhenti Merokok

Esra Dopita M Sidauruk
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

fakta dan mitos seputar berhenti merokok
fakta dan mitos seputar berhenti merokok

Intisari-Online.com - Keluar dari kebiasaan memang bukan hal gampang. Begitu juga halnya dengan berhenti merokok. Meski ada sejuta cara untuk berhenti merokok, nyatanya para perokok mengaku kesulitan untuk melakukannya. Sebelum memutuskan berhenti, ada baiknya menyimak fakta dan mitos seputar berhenti merokok ini.

1. Butuh kemauan

Kemauan keras dan motivasi dapat membuat seseorang berhenti merokok
Keputusan berhenti merokok adalah keputusan Anda, bukan atas kemauan orang lain. Anda tidak harus berhenti merokok karena ingin menyenangkan seseorang atau menghemat uang, melainkan karena Anda ingin menyingkirkan kebiasaan buruk ini demi kesehatan Anda. Hal ini jelas membutuhkan kemauan dan motivasi.

2. Berat badan meningkat

Berhenti merokok cenderung membuat nafsu makan besar, sehingga meningkatkan berat badan.
Berhenti merokok dapat meningkatkan metabolisme. Sebab biasanya nafsu makan cenderung besar, sehingga dapat meningkatkan berat badan. Akan tetapi, hal ini tergantung pada setiap individu, strategi, dan kebiasaan lain yang dilakukan setelah berhenti merokok.

3. Murung dan mudah tersinggung

Setelah berhenti merokok, masalah yang berhubungan dengan mood, seperti mudah marah dan depresi dapat timbul dalam tiga minggu pertama.
Setelah berhenti merokok, masalah yang berhubungan dengan mood, seperti mudah marah dan depresi dapat timbul dalam tiga minggu pertama, tapi keadaan emosional ini tidak berlangsung lama. JAdi, tak perlu khawatir.

4. Rokok elektronik bantu berhenti merokok

Rokok elektronik tidak membantu seseorang untuk berhenti merokok.
Hal ini jelas mitos. Baik rokok elektronik maupun rokok biasa sama saja. Jika ingin berhenti merokok, maka keduanya harus berhenti.

Artikel Terkait