Inilah Alasan Semakin Banyak Wanita Memilih Menikahi Diri Sendiri Alias “Sologamy”

Ade Sulaeman

Editor

Sologamy
Sologamy

Intisari-Online.com - Sekitar 10 tahun lalu, seorang wanita asal Vancouver bernama Alexandra Gill melakukan pernikahan dengan dirinya sendiri. Gill tidak sendiri, beberapa temannya juga memiliki pikiran dan keinginan yang sama.

“Kami berpikir bahwa kami adalah wanita yang mandiri, dan kami berempat sama-sama belum menikah. Jadi kenapa tidak menikahi diri sendiri saja?” ujarnya.

Pernikahan dilakukan secara tertutup, hanya beberapa orang tercinta saja yang diundang hadir pada pernikahan yang mereka sebut sebagai perayaaan kemerdekaan wanita tersebut.

Gill dan teman-temannya tidak sendiri, beberapa wanita lain melakukan hal pernikahan yang dikenal dengan isitilah Sologamy tersebut.

Gagasan ini muncul dan berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Pernikahan ini sangat simbolis karena tidak melibatkan hukum, biaya pengadilan, atau bahkan perceraian.

“Sebuah pernikahan hanya penanda dalam hidup,” ujar Gill. “Secara simbolis, saya mengatakan bahw sudah waktunya untuk berhenti sejenak dan berpikir tentang komitmen seperti apa yang saya perlukan sebagai wanita lajang?”

Bagaimana Bisa Memiliki Bayi Akan Mengubah Pernikahan Anda?

Ide tentang sologamy dipopulerkan oleh buku “Sex And The City” karya Carrie Bradshaw yang terbit pada 2003. Gill merasa Carrie Bradshaw telah memasuki sesuatu yang banyak wanita lajang rasakan. Bahwa mereka kehilangan sesuatu karena masyarakat selalu memandang pentingnya pernikahan.

Sex and The City
Tren ini belum menjadi maisntream, namun secara perlahan sudah semakin umum. Sasha Cagen, penulis buku “Quirkyalone” mengatakan “Lebih banyak perempuan telah sadar pentingnya mencintai diri mereka sendiri.”

“Banyak wanita yang merasa mereka memberikan terlalu banyak diri mereka sendiri ketika berhubungan dengan laki-laki dan ingin membuat ritual yang sepenuhnya diciptakan untuk diri mereka sendiri dan sesuai nilai mereka sebagai perempuan,” tambah Cagen.

Dalam Satu Menit, Setidaknya Ada Delapan Gadis di Bawah 15 Tahun yang Dipaksa Menikah

Karen Loscocco, Ph.D., profesor gender di University of Albany, mengatakan sologamy mencerminkan kecenderungan sosial yang lebih besar untuk memisahkan bagian yang berbeda dari kehidupan.

“Kita sudah memisahkan kehamilan dan pernikahan,” katanya. “Itu perubahan sosial yang besar untuk menegaskan bahwa banyak hal yang tidak perlu berlangsung bersama-sama.”

Cagen menilai riual mencintai diri sendiri terlihat berbeda pada setiap individu. “Anda dapat membuat sebuah upacara yang mereplikasi penrikahan, seperti pesta lajang, resepsi atau bulan madu, atau Anda dapat melakukan sesuatu sendiri,” ujar Cagen yang menikahi dirinya sendiri tiga tahun lalu.

Gill menekankan sifat simbolik dari sologamy. "Itu tidak mencegah saya untuk menikah di masa depan jika saya ingin," katanya. Bahkan, Gill mengatakan dia sedang menjalin hubungan dengan seseorang ketika ia pertama kali menikahi dirinya 10 tahun yang lalu. "Saya merasa seperti saya harus berkomitmen dan bahagia untuk diri saya sendiri sebelum saya bisa berkomitmen untuk orang lain," katanya.

Bagaimana pendapat Anda? Tuliskan komentar Anda tentang sologamy di kolom komentar di bawah ini.

Artikel Terkait