Intisari-Online.com - Penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang sering disebut sebagai keracunan makanan, terjadi karena adanya infeksi pada saluran pencernaan akibat mengonsumsi makanan tercemar.
Kemungkinan besar, makanan itu telah mengandung bakteri berbahaya, zat beracun, parasit, virus, atau bahan kimia beracun yang berbahaya. Bakteri seperti kampilobakter, salmonela, E. coli, dan listeria, merupakan beberapa penyebab penyakit yang umum ditularkan memalui makanan.
Nah, kalau begitu makanan seperti apa saja yang sering dihinggapi bakteri itu? Ternyata, banyak makanan biasa saja juga bisa mengandung sejumlah besar bakteri. Namun, makanan yang mudah rusak lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri. Contohnya buah, sayuran segar, salad, telur, daging, ayam, ikan, hingga produk-produk susu.
Tak hanya itu saja, makanan laut juga menjadi pemicu utama penyakit yang ditularkan melalui makanan. Bahkan, hanya memaman sedikit saja, sudah dapat membuat kita sakit. Lalu, bagaimana dengan tanda-tandanya?
Biasanya, ketika ketika mengonsumsi makanan yang sudah tercemar, tubuh akan kehilangan selera makan, mual, muntah, diare, dan sakit perut. Gejala ini bisa muncul setelah setengah jam saat kita mengonsumsinya.
Kebanyakan rasa tidak nyaman akibat makanan tercemar, biasanya hanya berlangsung beberapa jam saja. Namun, hal ini akan gawat akibatnya bagi orang-orang tertentu. Bahkan, bisa mengancam nyawanya. Contoh, bayi, wanita hamil, lansia, dan orang yang memiliki sistem imun yang lemah.
Keracunan makanan memang tak jarang kita temui. Setiap tahunnya, satu dari enam masyarakat Amerika Serikat(AS) sakit karena mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setiap tahunnya sekitar 48 juta masyarakat ASsakit karena penyakit yang dibawa oleh makanan. Sekitar 128.000 penderitanya dirawat di rumah sakit.Sayangnya, tiap tahunnya pula, 3.000 orang mesti kehilangan nyawanya akibat penyakit yang ditularkan oleh makanan.