Karbohidrat didapat dari gula dan zat tepung yang kemudian dalam tubuh dipecah menjadi glukosa.
Selanjutnya oleh insulin, karbohidrat diolah supaya dapat diterima hati (sebagai depot glukogen), otot-otot, dan jaringan lemak. Sebagian langsung digunakan sebagai sumber energi.
Protein merupakan sumber energi yang penting dan terdapat dalam daging, makanan laut, telur, serta susu.
Dalam tubuh, protein dipecah menjadi asam-asam amino. Protein dapat pula digunakan sebagai energi yang sebagian disimpan dalam hati, otot-otot, dan jaringan lemak. Untuk itu, diperlukan insulin.
(Baca juga: Gel Ini Bisa Menaikan Kadar Gula Pada Bayi Prematur)
Lemak juga digunakan sebagai sumber energi. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak memerlukan insulin supaya dapat diterima oleh tubuh dan disimpan dalam jaringan otot.
Pada orang yang sehat, pankreas dapat menghasilkan cukup insulin untuk mengolah makanan menjadi sumber energi dan menyimpannya dalam tubuh.
Sementara pada seorang penderita diabetes melitus, pankreas kurang atau hampir sama sekali tidak berfungsi untuk mengeluarkan insulin sehingga makanan tidak dapat digunakan sebagai energi.
Hal ini dapat mengakibatkan kadar glukosa meningkat dan glukosa akan dikeluarkan melalui ginjal dalam urine.
Tentu saja, menghindari gula dan makanan yang manis-manis, memang tidak sepenuhnya salah.
Jika asupan gula dibatasi, gejala diabetes berupa melonjaknya kadar gula darah bisa dikendalikan. Namun, yang perlu diketahui, yang membuat kadar gula darah meningkat bukan hanya gula dan makanan serba manis, melainkan juga lemak.
Sebuah penelitian menunjukkan, untuk setiap kelebihan 40 gram lemak yang kita makan dalam sehari, risiko menderita diabetes bisa meningkat tiga kali lipat.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR