Intisari-Online.com - Salah satu penyebab kegemukan adalah kebiasaan makan yang keliru. Setiap orang tentu memiliki kebiasaan makan dalam keseharian. Meskipun rata-rata orang Indonesia memiliki pola makan yang hampir bisa dikatakan sama, tapi pada kenyataannya belumtentu sama dalam jumlah yang dikonsumsinya.
Umpamanya, kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak hidrat arang dengan lemak yang berlebihan. Contoh makanan yang kaya hidrat arang dan kaya lemak adalah kue-kue yang dibuat dengan menggunakan banyak tepung, gula (keduanya hidrat arang) dan lemak (mentega, margarin, santan), seperti kue lapis legit, kue lapis, atau donat.Jangankan bersama lemak, hidrat arang sendiri pun apabila dikonsumsi secara berlebihan dan sering, akan membuat seseorang mudah gemuk. Umpamanya, teh manis. Soalnya, hidrat arang sangat mudah dipecah oleh tubuh. Dengan sedikit oksigen saja hidrat arang sudah dapat diubah menjadi energi. Kalau tidak dipakai, lama-kelamaan timbunan energi di dalam tubuh itu akan disimpan dalam bentuk lemak, sehingga akan menggemukkan tubuh.
Lemak memerlukan lebih banyak oksigen untuk bisa dipecah, sedangkan protein memerlukan lebih banyak lagi oksigen.Untuk lebih memudahkan kita mengingat-ingat, patokannya sebagai berikut:
Hidrat arang | >> | >> | < | < |
Lemak | >> | >> | >> | < |
Protein | <<
| < | >> | >> |
Berat Badan | ↑↑↑ | ↑↑ | ↑ | - |
Jadi, kalau ingin menurunkan berat badan, sebaiknya konsumsilah makanan dengan persentase hidrat arang dan lemak yang lebih rendah.
Yang masih termasuk dalam kebiasaan makan yang keliru adalah jika seseorang tidak sarapan atau makan siang, tetapi makan sebanyak-banyaknya pada malam hari. Pada saat tidur, kita pasti tidak banyak bergerak, sehingga tidak memerlukan banyak kalori, padahal saat makan malam makanan yang masuk sudah telanjur banyak. Akibatnya, kalori yang berlebihan itu akan ditimbun dalam bentuk lemak. Kalau hal seperti ini terjadi cuma sekali tidak apa-apa, tetapi kalau sering lemak akan menumpuk dan akhirnya berat badan akan naik.
Begitu pula untuk yang senang ngemil. Baik dilakukan di antara waktu makan, atau justru lebih suka ngemil daripada makan dengan teratur.
Kalau kita makan dengan baik dan teratur, yang masuk ke tubuh kita itu nasi, lauk-pauk, dan sayuran. Sayuran mengandung sedikit sekali kalori. Ini jauh lebih baik daripada jajanan yang terdiri atas banyak terigu, lemak, dan gula.Karena jajanan yang dibuat dari tepung, gula, dan lemak terasa enak, gurih, kita umumnya tergoda untuk tambah terus walaupun sudah kenyang. Maka tidak heran kalau kalori yang masuk pun bertambah banyak.
Ukuran lambung sebenarnya terbatas. Setelah makan dengan baik, biasanya orang akan merasa kenyang. Tapi kalau setiap kali makanan baru turun sedikit, perut sudah diisi lagi, maka terjadilah penumpukan makanan yang akhirnya bermuara pada kegemukan.
Ada kesalahan yang sering kali tidak disadari, yaitu kita merasa sayang melihat makanan yang tersisa, misalnya jika anak tidak menghabiskan makanannya. Akibatnya, kita menjadi tong sampah, yang akan menghabiskan makanan itu walaupun sebenarnya sudah kenyang atau sudah makan.
Faktor lain yang juga merupakan kekeliruan adalah lapar mata. Hal ini sering kali terjadi. Walaupun tidak lapar, tetapi kita tetap makan. Kita tidak berusaha untuk menahan diri kalau melihatmakanan yang disukai.
Di samping itu rasa iseng pun sering kali berakibat fatal. Misalnya, saat suntuk di kantor, kita pergi ke kantin. Atau pada saat menunggu kemacetan lalu lintas, kita pergi ke kafe. Saat berada di tempat itu dengan sendirinya kita memesan makanan atau minuman walaupun saat itu bukan waktunya makan. Ini berarti akan menambah asupan kalori. (Cara Aman Mencegah Kegemukan)