Kembali Langsing Setelah Melahirkan

K. Tatik Wardayati

Editor

Kembali Langsing Setelah Melahirkan
Kembali Langsing Setelah Melahirkan

Intisari-Online.com – Acara selapanan digelar sebagai ungkapan syukur lahirnya sang buah hati. Anda dan keluarga bersyukur bayi yang selama 9 bulan dalam kandungan, akhirnya lahir dengan selamat. Kerepotan awal demi menyesuaikan diri dengan kehadirannya pun mulai bisa teratasi. Yang tersisa hanyalah tubuh yang masih ber”bonus”.

Kembali langsing setelah hamil, impian para ibu yang baru melahirkan. Impian ini bukan mustahil. “Bonus” berat badan yang mereka terima selama kehamilan 9 bulan secara perlahan di”cash-back”. Tahap pertama, cash back langsungnya sekitar 5 kg berupa bayi mungil yang lucu, plasenta, dan air ketuban. Disusul tahap kedua, sebanyak 1,5 kg dari pengurangan cairan yang masih tertinggal. Selanjutnya? Kok cash back-nya tidak muncul-muncul lagi ya.. Malah pada beberapa ibu menyusui, ada kecenderungan mendapat tambahan bonus. Tak usah khawatir, bonus ini akan berbuah cash back yang lebih banyak lagi.

Terkendala berbagai hal

Berbagai penelitian menunjukkan, dengan tekad dan upaya yang besar para ibu bisa memperoleh cash back berupa kembalinya bentuk tubuh dalam waktu 8 – 12 bulan. Cash back-nya memang tak bisa terburu-buru karena pada masa awal setelah melahirkan, kondisi tubuh masih belum pulih benar.

Mereka mungkin masih mengalami anemia akibat pendarahan saat melahirkan. Masalah ini perlu segera diatasi agar tidak menurunkan daya tahan yang dapat berdampak pada infeksi nifas. Belum lagi, permasalahan alat kelamin yang menjadi jalan lahir masih dalam tahap pemulihan. Bekas jahitan yang menimbulkan rasa nyeri membuat para ibu ini mengernyitkan dahi saat buang air kecil ataupun besar. Serta masih ada kendala-kendala lainnya.

Dari pengalaman para ahli, ide mendapatkan kembali tubuh langsing biasanya baru muncul 6 minggu setelah melahirkan ketika semuanya sudah mulai pulih kembali. Tapi, tatkala ide ini muncul jangan terlalu bersemangat ingin berat badan langsung turun hanya dalam waktu singkat. Bila hal ini yang dilakukan, bukan manfaat yang akan didapat melainkan bahaya bagi kesehatan ibu dan bayi.

Antara ASI dan Tak ASI

Demi kesehatan ibu dan bayi, program pelangsingan para ibu baru melahirkan harus dilakukan dengan hati-hati. Penurunan berat badan jangan sampai drastis yang bisa membahayakan fungsi jantung, ginjal, dan hati. Cukup dilakukan bertahap dengan menjalani program diet gizi seimbang dan disertai aktivitas fisik. Dalam waktu tak sampai setahun, niscaya tubuh kembali seperti sedia kala.

Ibu yang tidak memberikan ASI karena sesuatu hal, boleh lebih cepat merencanakan pelangsingan. Sementara, mereka yang menyusui perlu menunggu lebih lama, sampai proses menyusui lancar dan haid kembali normal. Sambil menunggu, olah tubuh ringan seperti senam nifas dan berjalan kaki boleh dilakukan. Kegiatan ini cukup membakar kalori yang berdampak pada penurunan berat badan. Berjalan kaki sambil mendorong kereta bayi di pagi hari akan mendapatkan tambahan vitamin D.

Walau tak bisa buru-buru berolahraga demi membakar kalori, tapi proses menyusui akan membantu melangsingkan tubuh. Menurut The American College of Obstetricians and Gynaecologists, proses menyusui akan membantu mengembalikan bentuk dan ukuran rahim ke keadaan sebelum kehamilan berkat pelepasan hormon oksitosin dan hormon-hormon lainnya. Juga berdampak pada penurunan berat badan.

Demi memproduksi ASI, tubuh butuh banyak kalori yang tak hanya berasal dari asupan makanan tapi juga dari cadangan dalam tubuh. Bila kebutuhan tambahan kalori pada saat menyusui 650 kalori dari Anda dapat menyuplainya 500 kalori. Sementara, yang 150 kalori biarkan tubuh menyunatnya dari cadangan. Ketika adangan ini dari waktu ke waktu terus terkuras, angka pada timbnangan pastinya pada akhirnya akan bererak mundur.

Kembali kencang

Mereka yang beruntung, hanya dalam hitungan dua bulan setelah melahirkan tubuhnya sudah kembali langsing. Tapi, kejadian ini tidak terjadi pada sebagian besar ibu-ibu. Selepas program ASI eksklusif, mereka perlu melakukan upaya lebih demi mengurangi berat badan. Tapi, upaya ini tetap saja jangan berlebihan karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Diet yang dijalani tetap diet gizi seimbang dan aktif melakukan kegiatan fisik.

Kegiatan fisik yang dilakukan hendaknya yang bersifat mengencangkan otot-otot terutama otot perut, panggul, dan vagina. Otot-otot ini membesar selama masa kehamilan dan perlu dikencangkan kembali agar dapat menjalani fungsinya dengan baik serta kembali ke bentuk normal. Perut yang kombyor setelah melahirkan, bila dilatih akan kencang kembali. Dengan demikian, perut pun akan kembali mulus.

Program pelangsingan dengan memperhatikan unsur sehat baik bagi ibu dan bayi memang tidak memberi hasil yang serta merta. Tapi, dengan program ini tubuh ibu yang baru melahirkan akan lebih bugar, fit, tetap penuh energi. Berbagai dampak akibat kehamilan pun kembali normal. (dr. Nany Leksokumoro, Ms., Sp. GK. – Menu Sehat)