Intisari-Online.com - Mereka tidak mau menggelar pesta pernikahan besar-besaran atau megah, meskipun mempunyai uang. Berbekal ide orisinal dan antikeformalan, mereka mengonsep pesta nikah sederhana tapi penuh keintiman. Bagi mereka, pernikahan tak harus ramai dan gemerlap.
---
Pernikahan orang Indonesia sering digelar secara besar-besaran. Umumnya keluarga besar campur tangan dalam mempersiapkannya. Sehingga setelah dirembuk, tempat serta acara pernikahan menjadi terlampau mewah, dan jumlah tamu yang diundang membludak. Belum tentu pasangan yang menikah mengenal semua tamunya.
Namun ada juga segelintir orang yang memilih menikah secara sederhana dengan tamu undangan terbatas, walaupun secara finansial sebenarnya mampu menggelar pesta besar. Pernikahan dengan konsep seperti ini justru terasa jauh lebih syahdu dan berkesan.
Mereka semata-mata mengusung keintiman, bukan karena keterbatasan dana. Atau konsep pernikahan seperti ini dipilih karena tipe orangnya memang tidak suka gemerlap pesta.
Salah satu orang yang menggelar pernikahan secara sederhana adalah Ayu Kartika Dewi, 30 tahun, perempuan asal Yogyakarta. Konsep acara pernikahan Ayu dengan Edwin, suaminya, dibangun dari ide-ide orisinal dan prinsip antikeformalan. Serta memasukkan prinsip-prinsip yang yang wajib ada untuk menjadikan sebuah acara pernikahan sah secara agama dan hukum.
Acara pernikahan Ayu dengan Edwin hanya terdiri atas akad nikah, kemudian dilanjutkan acara makan malam di salah satu restoran di Yogyakarta. Ini adalah restoran outdoor yang berbatasan langsung dengan sawah. Dan yang paling keren, menurut Ayu, di sana ada sebidang tanah rumput yang disediakan untuk arena bermain, ada gawang lengkap dengan bolanya, ada egrang, dan hula hop.
Pernikahan yang diselenggarakan 19 November 2011 ini jauh dari kesan formal dan tidak diselenggarakan secara besarbesaran. Tidak ada dekorasi, tak ada pembawa acara, tak ada hiburan, bahkan tanpa pelaminan. Walhasil, tak ada pula antrean panjang untuk bersalaman dan berfoto. “Bukan pesta resepsi, tapi saya hanya mengundang makan-makan,” jelas Ayu. Acara pernikahan yang berlangsung selama sekitar tiga jam dihadiri tamu yang terdiri atas temanteman dan keluarga. Undangannya juga via SMS, WhatsApp, dan Facebook.
-Tulisan ini ditulis di Majalah Intisari edisi Januari 2014 dengan judul Pesta Nikah Tak Harus Ramai dan Gemerlap-
-bersambung-