Kurang Tidur Picu Perasaan Galau

Ade Sulaeman

Editor

Kurang Tidur Picu Perasaan Galau
Kurang Tidur Picu Perasaan Galau

Intisari-Online.com - Periode PMS kerap kali dituduh sejumlah perempuan sebagai biang keladi dari sindrom mood swing yang biasa terjadi sebelum menstruasi.

Sebuah penelitian di Amerika membuktikan, selain PMS, terdapat hal lain yang memengaruhi emosi perempuan. Apakah itu?

Mungkin Anda sudah pernah mendengar atau membaca bahwa kurang tidur dapat menurunkan stamina tubuh sehingga membuat Anda cepat lelah.

Selain itu, ternyata ada dampak lain yang mungkin saja tidak Anda sadari, yaitu tidur malam yang tidak maksimal juga bisa memengaruhi kondisi emosi yang sering naik-turun.

Akibatnya, Anda mudah sedih, lebih peka terhadap perlakuan dan perkataan orang lain, sering mendramatisasi keadaan, dan menangis tanpa sebab.

Dalam sebuah studi seperti dikutip dari Prevention.com, amigdala partisipan yang kurang tidur, 60 persen lebih aktif dibandingkan mereka yang cukup tidur malam. Amigdala adalah bagian otak yang mengatur rasa takut, panik, dan sedih.

Selain sering murung dan sedih, seseorang yang kurang tidur juga mudah marah. Hal ini, lagi-lagi, disebabkan amigdala bekerja lebih aktif ketika Anda kelelahan sehingga menyulitkan proses bekerja saraf yang berfungsi menyeimbangkan kadar emosi dalam otak.

Lalu studi juga menemukan bahwa sering terjaga di malam hari ternyata membuat otak lebih mudah mengenang pengalaman pahit dan buruk dibandingkan hal-hal yang membahagiakan Anda.

Keterangan tersebut sudah cukup menjelaskan mengapa banyak orang mengalami kegalauan dan sedih berlebihan di waktu malam.

“Apabila Anda penderita insomnia akut, seiring waktu Anda akan merasa sering putus asa dan berujung pada depresi,” jelas Lisa Shives, MD, juru bicara dari American Academy of Sleep Medicine. (kompas.com)