Intisari-Online.com - Pernyataan tegas dikeluarkan oleh dr. Indiyanto Tjandra, Kepala Puskesmas Kutawes, Purbalingga, terkait mirisnya kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia. Dokter yang pernah sukses dengan program jambanisasi di Kabupaten Purbalingga ini berharap pemerintah mau menyisihkan 10 persen saja subsidi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk PHBS.
“Terkadang pemerintah itu kesannya mau yang langsung kelihatan saja. ‘Kan subsidi itu diberikan untuk obat dan perawatan saja. Secara tidak langsung ini akan menggiring orang untuk berpikir ‘yaudah, wong kalau saya sakit, berobatnya gratis,’” ujar Tjandra.
Tjandra berharap, pemerintah tidak hanya fokus pada apa yang terjadi di rumah sakit, melainkan musabab kenapa orang sakit. Dengan mengucurkan dana yang sangat besar, kesannya memang baik.
“Kalau dicermati lebih cermat, ada persepsi yang harus dikoreksi. Dengan berobat gratis, orang akan cenderung melakukan tindakan yang tidak sehat. Sehingga mereka mengabaikan beberapa hal yang menyebabkan mereka sakit,” kata Tjandra pada acara 10 Tahub Berbagi Sehat yang diselenggarakan Lifebuoy.
Memang, lanjut Tjandra, mengubah perilaku manusia untuk relatif sangat sulit. Tapi sialnya, kondisi itu semakin diperburuk dengan keputusan pemerintah yang mengambil yang sulit itu. Pemerintah cenderung mengambil yang lebih mudah dan dirasa tepat sasaran.
Untuk diketahui, tingkat penderita diare di Indonesia 100 kali lipat Singapura. Artinya, di saat ada satu anak sakit diare di Singapura, di Indonesia ada seratus anak. Bagi Tjandra ini bukan persolaan Tuhan lebih sayang Singapura, melaikan kualitas manusianya untuk berperilaku hidup sehat yang menjadi kunci.
Penyisihan alokasi dana JKN itu, bagi Tjandra, rasanya cukup untuk membiasakan warga berperilaku hidup sehat. Misalnya untuk membangun jamban, melaksanakan program cuci tangan, pembuatan sanitasi yang tepat sasaran, penyediaan toilet dan kamar mandi bersih, dan sebagainya.
Kesannya memang program yang sederhana, tapi manfaatnya sangat besar jika dibandingkan sekadar memberi obat gratis di puskesmas-puskesmas yang tersebar di tiap kecamatan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR