Intisari-Online.com - Olahraga dengan intensitas tinggi dan dilakukan dalam waktu lama seperti lari maraton, merupakan salah satu pemicu dari kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD). Karena itu, mereka yang berisiko sakit jantung sebaiknya menghindari olahraga dengan intensitas tinggi.
Dokter konsultan jantung dan elektrofisiologis Jeremy Chow mengatakan, faktor risiko yang perlu diwaspadai adalah kelainan otot jantung, gangguan irama jantung, arteri jantung tidak normal, serta infeksi atau inflamasi pada jantung.
(Baca juga: Pelari Marathon Atau Pendaki Gunung)"Sayangnya kondisi yang menjadi faktor risiko SCD itu sering tidak bergejala dan tidak berpengaruh pada faktor usia. Sehingga atlet yang sehat pun bisa saja mengalami kematian jantung mendadak," ujarnya dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta. SCD setelah berolahraga memang jarang terjadi. Namun angka kejadiannya menjadi berkali lipat lebih besar jika seseorang punya faktor risiko. Karena itu orang dalam golongan tersebut pun perlu menghindari olahraga berat.
"Sebelum melakukan olahraga dengan intensitas tinggi dalam waktu lama diperlukan penapisan (skrining) terlebih dahulu. Apalagi jika memiliki riwayat SCD dalam keluarganya," tegas dokter dari Asian Heart & Vascular Centre, Gleneagles Medical Centre, Singapura, ini dalam sebuah wawancara Selasa (29/4/2014) di Jakarta.
Penapisan yang dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko SCD antara lain dengan melakukan Elektro Kardiografi (EKG), pemeriksaan stres latihan treadmill, pemindaian topografi komputer (CT Scan), pemindaian perfusi miokardial, angiografi koroner, hingga pemeriksaan genetik.
"Penapisan akan membantu mengetahui faktor risiko untuk SCD, sehingga dapat ditentukan apakah mereka aman untuk melakukan olahraga intensitas tinggi atau tidak," jelas Chow.
Selain lari maraton, olahraga yang juga perlu dihindari bagi orang yang punya faktor risiko tersebut, antara lain latihan triatlon atau iron man. Selain itu, olahraga dengan kontak fisik tinggi seperti sepak bola atau rugby juga sebaiknya tidak dilakukan. Maka mereka yang berisiko sakit jantung sebaiknya menghindari olahraga dengan intensitas tinggi. (Kompas)