Advertorial
Intisari-Online.com -Sejak Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan (Koopssusgab) diaktifkan kembali pascaserangan teroris yang dimulai dengan kerusuhan napi teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok (9-10/5/2018), maka pasukan ‘super khusus’ TNI ini pun siap digerakkan kapan saja.
Kendati Koopssusgab yang dibentuk oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko pada Juni 2015 itu sempat dibekukan, para personel Koopssusgab yang dikembalikan ke satuannya masing-masing masih merupakan pasukan elit yang terlatih baik.
Koopssusgab yang terdiri atas sekitar 90 personel atau setaraf dengan kekuatan satu kompi pasukan, para anggotanya berasal dari personel terbaik pasukan khusus Denjaka (TNI AL), Sat 81 Kopassus (TNI AD) dan Sat Bravo 90 (TNI AU).
Ketika Koopssusgab dibekukan terkait dengan masa jabatan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko yang sudah berakhir (pensiun 2015), para personelnya yang semula bermarkas di Sentul Bogor, Jawa Barat, kemudian kembali ke kesatuannya masing-masing dan tetap menjalani latihan-latihan perang standar pasukan khusus.
Sebagai pasukan Koopssusgab yang sudah beberapa kali melakukan latihan perang antiteror, Koopssusgab dilengkapi beragam peralatan tempur mulai dari helikopter transportasi Bell-412, SA-330 Puma, dan helikopter angkut serbu Mi-35 serta ada kemungkinan dilengkapi dengan heli serang terbaru TNI AD, AH-64 Apache Guardian.
Fungsi helikopter itu adalah untuk mendukung mobilitas Koopssusgab agar bisa bereaksi cepat kapan saja dalam hitungan detik.
Sedangkan peran heli Mi-35 selain berfungsi untuk mengangkut personel Koopssusgab juga sekaligus berperan sebagai heli serbu karena dilengkapi dengan senjata penghancur seperti senapan mesin, roket, rudal antitank, dan lainnya.
Jika heli Apache disertakan pula untuk mendukung operasi Koopssusgab maka daya gempurnya benar-benar sangat mematikan dan menjadikan Koossusgab setaraf dengan kemampuan pasukan super elit AS, Delta Force.
Pasukan elite AS Delta Force, para personelnya juga merupakan gabungan dari sejumlah satuan pasukan khusus seperti Navy SEAL, Ranger, Special Forces, dan lainnya.
Selain sejumlah heli tempur, Koopssusgab juga dilengkapi dengan puluhan ranpur kendaraan lapis baja mulai dari kendaraan angkut personel hingga sejumlah tank.
Baca juga:Siapa Gerangan Komandan yang akan Kendalikan Koopsusgab TNI?
Dengan kekuatan sekitar 90 personel, sejumlah helikopter, ranpur lapis baja, dan sejumlah tank, atau bahkan kapal perang, Koopssusgab memang membutuhkan markas khusus yang bisa berfungsi secara terintegrasi.
Misalnya saja untuk menaruh sejumlah helikopter dan tank, markas Koopssusgab harus dilengkapi dengan pangkalan dan hangar yang memadai, sehingga memang masih butuh waktu untuk membangunnya.
Tapi meski markas khusus untuk Koopssusgab belum terwuju, para personelnya yang diaktifkan lagi untuk sementara, masih bisa berada di satuannya masing-masing dalam kondisi siap diperintahkan kapan saja (stand by call).
Pasalnya dengan sejumlah helikopter transpor yang selalu selalu siaga, sebenarnya sama sekali tidak ada kendala untuk memobilisasi para personel Koopssusgab yang bermarkas di Rumpin, Bogor (Sat Bravo 90), Cilandak (Denjaka), dan Cijantung, Jakarta Timur (Sat 81 Kopassus).