Advertorial

Tragisnya Nasib Para Kodokushi: Orang-orang Jepang yang Mati Sendirian, Membusuk, dan Baru Ditemukan Berminggu-minggu Setelahnya

Moh. Habib Asyhad
Tatik Ariyani
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Kodokushi adalah masalah yang berkembang di Jepang, yakni ada ribuan orang mati sendirian tanpa ada orang yang tahu dan tubuh mereka membusuk selama berminggu-minggu sebelum mereka ditemukan.

27,7% dari populasi berusia di atas 65 tahun dan banyak yang menyerah untuk mencari pasangan.

Para ahlimengatakan kombinasi faktor budaya, sosial dan demografi Jepang yang unik telah memperparah masalah.

Tidak ada angka resmi untuk jumlah orang yang meninggal sendirian yang tidak diperhatikan selama berhari-hari dan berminggu-minggu tetapi kebanyakan ahli memperkirakannya pada 30.000 orang per tahun.

Baca Juga:Siapakah Mereka Prajurit Manas? Yuk Ketahui 8 Fakta Unik Negara Kirgistan!

Baca Juga:Bukan Cuma Manusia Sumur Minyak pun Bisa Mengalami Dehidrasi, Makanya Jangan Terlalu Serakah Mengeksploitasinya

Jepang modern telah mengalami perubahan budaya dan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir, tetapi demografi negara telah gagal untuk mengimbangi, dengan beban masih pada keluarga untuk merawat orang tua.

Dulu, keluarga di Jepang telah lama berfungsi sebagai fondasi kuat dari dukungan sosial.

Namun sekarang hal-hal berubah dengan munculnya orang lajang dan ukuran keluarga menjadi lebih kecil.

Dalam tiga dekade terakhir, Jepang telah melihat orang yang tinggal sendiri jumlahnya lebih dari dua kali lipat menjadi 14,5% dari total penduduk.

Baca Juga:Inilah 10 Fakta Mencengangkan Permainan Catur yang Tak Pernah Anda Ketahui

Kenaikan terutama didorong oleh laki-laki berusia 50-an dan perempuan di usia 80-an dan lebih tua.

Angka perkawinan juga menurun,dengan para ahli mengatakan banyak pria takut pekerjaanakan menjadi sulit ketika menetapdan memulai sebuah keluarga.

Selain itu lebih banyak wanita memasuki dunia kerja dan tidak lagi membutuhkan suami untuk menyediakan bagi mereka.

Satu dari empat pria Jepang berusia 50 tahun belum pernah menikah.

Baca Juga:Mengalami 'Introvert Hangover'? Normal Kok, Simak Penjelasan dan Begini Mengatasinya

Pada 2030, angka itu diperkirakan naik menjadi satu dari tiga.

Masalah tersebut diperparah dengan budaya Jepang yang lebih baik mengandalkan keluarga daripada meminta bantuan tetangga di saat-saat sulit.

Karena kesopanan, orang Jepang berusia lanjuttakut untuk mengganggu tetangga mereka bahkan untuk meminta bantuan dalam hal yang paling remeh, sehingga kurangnya interaksi dan isolasi.

Sekitar 15 persen orang tua Jepang yang tinggal sendirian melaporkan hanya memiliki satu percakapan seminggu.

Dan keluarga semakin hidup jauh atau tidak memiliki sumber daya untuk membantu kerabat tua di masa ekonomi yang sulit.

Pemerintahmenganjurkan menaikkan pajak untuk memberikan perawatan sosial yang lebih baik bagi orang tua dan bantuan keuangan untuk pengasuhan anak, membebaskan orang dewasa usia kerja untuk kembali ke dunia kerja.

Baca Juga:Sebuah Studi Menunjukkan, Struktur Otak Manusia Dipengaruhi oleh Status Sosialnya

Artikel Terkait