Tujuan tentu saja menangkap para penyandera, tapi dalam hal penyanderaan itu tentu saja tugas utama kami adalah menyelamatkan para sandera. Sedang menembak mati adalah konsep tindakan kami yang terakhir."
Baca juga: Ini Kekuatan Pasukan Elite Anti-teror TNI yang Siap Bantu Densus 88 Tumpas Teroris
Bagaimana keadaan sehari-hari di Hangelar? Di dalam ruang tembak yang terletak di bawah tanah barak itu, tampak dua orang anggota sedang latihan menembak dengan selfloading pistol P7 kaliber 9 mm.
Dengan alat peredam suara kuning yang dipasang di telinga, mereka membidik dan menembak. Tidak keras suara yang terdengar. Selongsong peluru kosong melesat dan menggelinding di lantai.
Setiap setelah delapan kali tembakan, dengan sepatu bot tempur, para penembak menuju ke sasaran yang terletak 25 meter di depan untuk melihat berapa yang kena.
Dalam ruang senjata di tingkat pertama terdapat bungkusan obat-obatan dan pisau karet untuk pendidikan pertempuran jarak dekat. Di atas sebuah rak panjang, terdapat peralatan kerja pasukan anti teroris: senjata mesin, senapan, revolver dan pistol.
Pada setiap gagang senjata itu tertempel label nama masing-masing pemilik. Setiap anggota GSG-9, yang kini berjumlah dua ratus orang itu, mempunyai senjata yang siap pakai. Yang terbaru adalah senjata PSG-1, alat tembak tepat dengan lensa teleskop sinar infra merah.
Baca juga: Alasan Tujuan Teroris untuk Tegakkan Ideologi dan Tatanan Baru Sulit untuk Diterima
"Sehingga malam hari kami juga dapat menggunakan teleskop," kata seorang anggota. Persenjataan seberat tujuh kilo yang dimasukkan dalam kopor hijau dari aluminium itulah yang dibawa oleh tiap regu dalam tugas.
Di dalam tempat persenjataan itu juga terdapat "senjata-senjata rahasia" GSG-9, misalnya alat tembak yang bisa menembus dinding beton setebal 30 cm. Ada lagi alat tembak dengan amunisi khusus, untuk "mengetuk", kata seorang pelatihnya.
Dengan peluru itu kaca-kaca tebal jendela dan pintu dengan mudah bisa dipecahkan.
"Sekarang saya sudah tahu semua tipuan. Seandainya saya ganti tempat jadi teroris, saya yakin tidak akan bisa berbuat apa-apa," kata seorang anggota, sehabis latihan menyerbu rumah.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR