Baca juga: Pasukan Khusus Sepatutnya Memang Tak Mengenal Kata Lengah, Apalagi Masuk Jebakan Teroris
Jika peluru shotgun tidak bisa menjebol pintu, personel anti-teror yang ahli bahan peledak akan memasang peledak C-4 untuk menjebol pintu.
Suara ledakan peluru shotgun demikian keras karena berfungsi untuk meruntuhkan mental dan nyali teroris.
Jadi ketika teroris sedang terkejut oleh ledakan peluru shotgun, sebelum dia sempat meraih senjata sudah dihabisi terlebih dahulu oleh pasukan anti-teror yang datang menyerbu.
Personel operator shotgun yang biasa mengisi peluru senjatanya sebanyak 7 butir akan tetap menggunakan shotgun-nya untuk mendobrak pintu berikutnya atau menembak langsung teroris.
Jika sampai peluru shotgun menghantam kepala teroris maka akibatnya kepala akan hancur.
Baca juga: Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Misterius dan Sering Bikin Gentar Navy Seal AS
Tapi jika peluru shotgun menghantam bagian dada, teroris bersangutan akan terpental tewas dengan lubang besar menganga di dadanya.
Mengingat shotgun memiliki hentakan dan suara keras saat ditembakkan, hanya personel sangat terlatih yang bisa mengoperasikannya secara akurat.
Dalam operasi antiteror, shotgun yang sudah habis pelurunya akan langsung diselempangkan operatornya di pundak, dan operator bersangkutan secepat akan menggunakan senapan serbunya.
Pasalnya untuk mengisi peluru ulang shotgun butuh waktu. Dan jika ada kesempatan, personel operatornya akan segera mengisi peluru secepatnya.
Jika tidak terlatih mengisi ulang peluru shotgun agak repot karena dimasukkan langsung ke laras senjata dan bukan melalui magazin-nya.
Peluru shotgun ditembakkan satu demi satu dan setiap akan melepaskan tembakan harus dikokang terlebih dahulu.
Jarak efektif tembakan shotgun sekitar 40 meter, oleh karena itu shotgun hanya cocok untuk pertempuran jarak dekat (Close Quarter Combat).
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR