Selulosa bisa memperkuat dinding sel tanaman yang tadinya lembek, menjadi lebih kenyal, sehingga ia bisa melindungi isi sel. (Lalu supaya gampang mengingat-ingatnya, ia disebut selulosa).
Anehnya, bakteri Acetobacter xylinum membuat selulosa tidak untuk memperkuat selnya sendiri, (hasil karyanya tidak ditempelkan pada tubuhnya), tapi semata-mata karena ingin memperoleh energi dari proses perombakan (pemecahan) molekul glukosa menjadi molekul selulosa itu.
Energi yang timbul dipakainya untuk menjalahkan proses pertukaran zat dalam tubuhnya.
Meskipun sama-sama karbohidratnya dengan zat pati dan gula glukosa, namun selulosa lebih sukar dicerna. Misalnya selulosa dari serabut kasar kulit buncis. Kadang-kadang malah ada yang tidak bisa dicerna sama sekali, seperti serat kapas yang meliputi biji, misalnya.
Baca juga: Tidak Perlu Jauh-jauh ke Kalimantan Bila Ingin Berbuka Puasa dengan Soto Banjar, di Jakarta pun Ada
Wah! Apa jadinya, kalau kita makan selulosa dari nata de coco itu?
Sebenarnya, selulosa yang masuk ke dalam badan kita bersama makanan sehari-hari juga tidak sedikit. Tidak apa-apa! Sayur dan buah-buahan seperti kacang panjang (yang sudah dipendekkan), emping melinjo, kangkung cah, buah nangka, semuanya mengandung selulosa yang kita telan sehari-hari (dan tidak apa-apa).
Bahan ini malah memegang peranan penting sebagai pendorong pencernaan makanan kita. Karena merupakan subal yang memperbesar volume dari bahan makanan lembek yang sudah masuk ke dalam usus, maka selulosa merangsang usus itu untuk bergerak mendorong massa makanan ke arah 'pintu belakang' dengan lancar. Tidak macet di tengah kamar kecil.
Jangan sampai ambrol
Untuk memperoleh nata de coco sebagai hasil fermentasi bakteri Acetobacter xylinum, kita boleh mulai dengan 50 liter air kelapa, atau 2 ½ jeriken plastik 20 literan. Ini sudah cukup banyak untuk dijadikan delapan puluh botol (selai) nata de coco.
Baca juga: Buka Puasa Tanpa Kurma Kurang Afdol, Bagaimana Bila Bulan Puasa Jatuh Di Luar Musim Kurma?
Setelah disaring dengan kain mori (supaya betul-betul bebas kotoran), air kelapa itu mula-mula direbus sampai mendidih dulu. Maksudnya tidak lain supaya benih kuman bakteri macam-macam yang nebeng dalam air itu bisa ditumpas semua.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR