“Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Bolehkah saya mencoba yang lain?”
“Oh, tentu saja.” Pelayan itu menghabiskan waktu kurang lebih dua jam lamanya untuk melayani sang “Bag Lady”.
Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.
Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia hanya dipandang sebelah mata. Tapi hari itu, ada seorang pelayan toko yang melayaninya, menganggapnya seperti orang penting, dan mau mendengarkan permintaannya.
Mengapa pelayan toko itu mau repot-repot melayaninya? Bukankah kedatangan pengemis itu sudah membuang waktunya dan memakan biaya bagi toko itu karena harus mengirim gaun yang sudah dicoba pengemis itu ke Laundry untuk dicuci supaya tampak indah kembali dan tidak bau? Pertanyaan ini ternyata mengganggu pria yang sudah mencoba mengikuti pengemis itu.
Akhirnya, pria itu bertanya kepada pelayan toko setelah ia selesai melayani tamu “istimewa”-nya itu.
“Mengapa Anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini?”
“Oh, sudah menjadi tugas saya untuk melayani dan berlaku ramah.”
“Tetapi, Anda ‘kan tahu kalau pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?”
“Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik.”
Pria itu tersentak, kaget. Di zaman seperti ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
Pria itu pun akhirnya bercerita kepada banyak orang, bahkan kemudian kisah pengemis itu diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu. Berita itu menggugah banyak orang yang ingin dilayani di toko eksklusif itu.
Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa pun. Namun, akibat perlakukan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik hingga 48%. (SD)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR