Berkat marsekal Joachim Murat (1771-1815) dari Perancis dibuat rencana pasti untuk mengerjakan Pompeyi. Joachim Murat ialah suami Caroline, saudara Napoleon, yang tahun 1808 diangkat menjadi raja Napoli.
Baca juga: Erupsi Gunung Agung: Apakah Debu Letusan Gunung Berapi Berbahaya Bagi Pesawat Terbang?
Soalnya waktu itu sudah jelas bahwa Pompeyi lebih penting dari Herculanum. Orang mulai menentukan batas kota, lalu mulai menyingkirkan puing-puing.
Biarpun demikian waktu itu masih banyak yang dirusak. Baru tahun 1860 usaha penggalian itu diatur dengan baik. Napoli menjadi bagian dari kerajaan Italia dan Raja Victor Emanuel II (1820-1878) menyerahkan proyek besar itu kepada arkeolog dan ahli uang logam Giuseppe Fiorelli.
Ia mulai bekerja dengan cara ilmiah dan dengan bantuan keuangan pemerintah Italia. Kota Pompeyi dibagi dalam "regiones" dan "Insulae" serta orang awam dilarang ikut. Di bawah bimbingannya tidak ada barang yang dirusak dan kota Pompeyi mulai tampak bentuknya seperti sebelum malapetaka 79.
Segala sesuatu yang tidak ada pada hari naas 79 itu disingkirkan Pompeyi kuno muncul kembali seakan-akan kita kembali ke 19 abad yang lalu.
Pompeyi sekarang
Sekarang dua pertiga Pompeyi sudah digali. Dan orang yang kini berjalan di lorong-lorong kota kuno itu dan masuk ke rumah-rumahnya, mendapat kesan bahwa belum lama berselang kehidupan Rumawi masih ada di situ dan bahwa Vesuvius baru beberapa minggu yang lalu menunjukkan kemurkaannya.
Baca juga: Fotografer Pemberani Abadikan Danau Lava Gunung Berapi Aktif yang Penuh Risiko
Dan di musim panas memang juga penuh dengan hiruk pikuk turis modern.
Rencana kota dengan jalan-jalannya yang tegak lurus menunjukkan bahwa kota itu lahir sekaligus di atas meja gambar.
Ada miripnya dengan rencana jalan di New York. Waktu itu sistem ini dianggap modern. Sampai sekarangpun masih demikian
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR