Intisari-Online.com - Baik buah-buahan maupun sayur-sayuran yang sedang dijajakan oleh para penjual di pasar tradisional maupun pasar swalayan masih "hidup" dan masih "mengetahui" waktu saat itu.
Itulah laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology, 20 Juni lalu. Temuan ini menunjukkan bahwa cara buah-buahan dan sayur-sayuran disimpan dan dimakan dapat memberikan dampak pada kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan yang dimilikinya.
“Sayur dan buah, meski baru saja dipanen, dapat merespon sinyal cahaya dan secara konsekuen mengubah kondisi biologisnya yang dapat memberikan dampak pada nilai kesehatan dan kekebalannya pada serangga,” ujar salah satu penulis penelitian ini, Janet Braam dari Rice University.
Braam beranggapan kita mungkin harus menyimpan sayur dan buah kita di bawah lingkungan yang gelap dan memperhitungkan kapan kita akan memasak dan memakannya agar kandungan gizinya tetap tinggi.
Dengan kondisi masih "hidup" setelah dipanen, sayur dan buah dapat mengubah zat kimia yang melindungi diri mereka dari gigitan serangga atau makhluk hidup lainnya yang dapat membahayakan manusia jika dimakan. Beberapa bahan kimia ini juga diketahui mengandung zat anti-kanker.
Braam dan koleganya membuat penemuan awal dalam kubis dan kemudian mereka menemukan rangsangan yang sama pada beberapa buah dan sayur lain seperti selada, wortel, bayam, ubi jalar, timun jepang dan bluberi.
Dengan memakan sayur dan buah pada waktu tertentu, kita mungkin akan memperoleh lebih banyak manfaat dari mereka. Namun, itu mungkin masih berupa tantangan, jadi para peneliti menyarankan adanya pendekatan lain agar memperoleh lebih banyak manfaat.
“Temuan ini mungkin mendorong kita untuk mulai memanen tanaman dan membekukannya, atau cara penyimpanan lainnya, dalam waktu yang spesifik, saat nutrisi dan fitokimia yang bermanfaat sedang berada di puncaknya,” ujar Braam. (WebMD)