Tapi di tengah perkembangan konflik Semenanjung Korea dan nuklir Korut yang makin mengarah ke suasana damai, militer Israel dan pasukan Iran yang berpangkalan di Suriah malah saling bentrok, dilansir dari dailymail.co.uk (11/5/2018).
Israel selama ini memang tidak terima dengan penerbangan UAV milik pasukan Iran di Suriah, yang kerap terbang di udara Israel untuk melaksanakan misi mata-mata.
Israel pun sudah beberapa kali melancarkan serangan udara untuk menggempur pangkalan militer Iran di Suriah sehingga menimbulkan korban jiwa.
Militer Iran memang secara terus-terang mendukung pemerintahan Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar Al Assad yang beraliran syiah.
Untuk membalas serangan udara Israel, pasukan Iran di Suriah pun telah menembakkan puluhan roket ke perbatasan Dataran Tinggi Golan dan Israel.
Dalam perkembangan terkini, Israel bahkan sengaja mengungkit bahwa Iran kembali meneruskan program nuklirnya demi menarik perhatian Presiden Donald Trump.
Oleh karena itu, jika bentrok militer antara Israel dan Iran di Suriah makin menjadi-jadi, konsentrasi Presiden Trump untuk bertemu Kim Jong Un juga bisa terganggu.
Apalagi jika Iran tidak mau menuruti tekanan AS untuk menghentikan program nuklirnya.
Dalam hal ini, Presiden Trump bisa mendadak pusing dan mendapat masalah baru mengingat Iran telah bersekutu dengan Rusia dan juga China.
Pasalnya Presiden Trump yang sudah merasa puas karena bisa menangani program nuklir Korut, harus siap-siap lagi terkait program nuklir Iran.
Apalagi sepak terjang militer Israel yang suka bertindak semaunya sendiri juga masih sulit dikendalikan oleh AS.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR