Advertorial
Intisari-Online.com – Baru-baru ini pengunjung mal Kourosh di Teheran, Iran, dihebohkan kedatangan sekelompok orang yang berpakaian laiknya anggota ISIS lengkap dengan senjatanya.
Sekelompok orang ini menyerbu kios-kios pedagang seraya meneriakkan kalimat tauhid 'Allahu-akbar' sambil mengacungkan senjata serta parangnya kepada pengunjung.
Salah seorang bahkan menunggang kuda di dalam mal tersebut.
Rupanya, melansir odditycenetral.com, orang-orang tersebut bukanlah anggota sebenarnya ISIS, melainkan aktor yang menyamar menjadi mereka.
Aksi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk promosi film tentang seorang ayah dan anak yang melakukan perjalanan ke Suriah dalam misi kemanusiaan tetapi akhirnya diculik oleh ISIS.
Sayangnya, totalitas para aktor ini dalam menyamar menjadi anggota ISIS sempat membuat beberapa pengunjung berlari behamburan karena ketakutan.
Awalnya para aktor yang bermain dalam film 'Damascus Time' besutan sutradara Ebrahim Hatamikia hanya akan melakukan aksi damai saja di mal tersebut.
Namun mereka memutuskan untuk memamerkan kebolehannya berakting seperti dalam film dengan membuat kegaduhan di mal.
Beberapa pengunjung yang mengenali aktor tersebut menyadari apa yang mereka lakukan hanyalah akting belaka dan malah asik mengambil foto mereka.
Sementara yang lain memilih berlari menyelamatkan diri.
Ketakutan beberapa pengunjung yang mengira itu adalah serangan nyata dari ISIS bukan tanpa alasan.
Pada Juni 2017 lalu, ISIS mengkalim bertanggungjawab atas dua serangan di Teheran yang menewaskan 17 orang serta melukai 34 lainnya.
Aksi kontroversi ini cukup menimbulkan reaksi di media sosial Iran. Sang sutradara bahkan mengeluarkan permintaan maaf.
Aksi itu dikatakan sebagai "kesalahan besar dan lelucon menghina" oleh produser Iran Seyed Mahmoud Razavi, dan beberapa wartawan menulis bahwa itu adalah tindakan normalisasi kekerasan.
Kantor berita ISNA melaporkan orang-orang yang mengatur aksi tersebut telah dipanggil oleh Pasukan Penegak Hukum Teheran.
Kepala polisi Tehran Brigadir Jenderal Hossein Rahimi mengatakan mereka dapat menghadapi tuduhan kriminal.
"Apa yang terjadi di mal Kourosh adalah melanggar hukum dan itu tidak dikoordinasikan dengan polisi," kata Rahimi kepada ISNA .