Intisari-Online.com - Saat ini, multitaskingyang dapat mengancam produktivitas dan menurunkan IQ kadang sulit untuk dihindari. Sebuah pilihan solusi lahir dari benak seorang ahli mikrobiologi bernama Jon Kkabat-Zinn, berupa program belajar mempertajam kesadaran.Mindfulness.
Menurut Majalah Time dalam edisi bertajuk “The Mindful Revolution” (3 February 2014), Jon Kabat-Zinn menyusun program belajar untuk mempertajam kesadaran lewat program bernama Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) pada tahun 1979.Program ini sudah tersebar di lebih dari 30 negara di dunia. Jumlah instrukturnya sudah lebih dari 1.000 orang, semuanya terlatih mengajarkan teknik-teknik untuk bisa mempertajam kesadaran, salah satunya, lewat meditasi.
Teknik melatih kesadaran ini terbukti membantu meringankan rasa sakit yang kronis. Minat besar dunia penelitian terhadap manfaat mindfulness terbukti dari ratusan artikel ilmiah yang mengupas soal ini.Meditasi dan latihan keras untuk mempertajam kesadaran terbukti menurunkan tingkat hormon kortisol dan tekanan darah (keduanya penanda terjadinya stres), meningkatkan respons kekebalan tubuh dan kemungkinan juga mempengaruhi sampai ke tingkat gen.
Setelah berbagai riset membuktikan manfaat belajar mempertajam kesadaran, program-program pelatihan mindfulness seperti “menyerbu” perusahaan dan lembaga-lembaga negara di AS. Jelas saja, karena program yang membuat “badan dan pikiran” kompak kembali ini dipercaya dapat meningkatkan daya juang dan daya tahan tubuh.
Program pelatihan mindfulness juga mulai dilirik di sekolah-sekolah. Masuk akal, karena anak-anak sekolah termasuk “korban-korban” gadget (remaja Amerika mengirim dan menerima 3.000 sms setiap bulan). Fokus dan konsentrasi menjadi masalah lumayan serius bagi banyak pelajar.Di Indonesia, siapa tahu dalam waktu dekat sekolah juga akan mempertimbangkan pelajaran Mindfulness ke dalam kurikulum mereka. Bila bertujuan meningkatkan daya konsentrasi dan daya tahan terhadap stres, mengapa tidak?