Begitu makanan dan minuman itu sudah sampai ke pesawat, tanggung jawab berikutnya dipegang oleh maskapai. Para pramugari tinggal memanasi masakan itu kemudian dihidangkan untuk penumpang.
Makanan spesial
Amir mengakui, makanan pesawat sebenarnya hanya untuk menahan lapar saja. Kalau bicara soal rasa, pasti makanan di restoran darat lebih enak. “Tapi bukan berarti masakannya tidak enak, tapi karena penumpang yang kehilangan rasa,” terang Amir.
Di ketinggian tertentu, ada mekanisme dalam tubuh manusia yang membuat kemampuan merasakan makanan dan minuman berkurang. “Maka itu, bersama dengan makanan di pesawat selalu disediakan garam dan merica, supaya makanan ada rasanya,” papar Amir.
Masalah makanan juga selalu berhubungan dengan masalah “keluaran” di toilet. Bisa dibayangkan kalau seluruh penumpang pesawat sakit perut sedangkan toiletnya hanya dua? Maka itu, ada aturan-aturan yang diterapkan untuk menjaga kemungkinan itu tidak terjadi. Amir menjelaskan, makanan di pesawat digeneralkan; tidak pedas, tidak asin, dan tidak asam.
Bagi penumpang yang mempunyai kondisi khusus atau penyakit tertentu, misalnya diabetes, sebenarnya dapat memesan makanan spesial yang diinginkan. Makanan spesial yang bisa dipesan seperti makanan bagi pemeluk agama Hindu (tanpa sapi), makanan untuk penyakit tertentu (gula, dsb), juga makanan bayi. “Moslem meals juga bisa dipesan, walaupun semua makanan yang disediakan Aerofood halal,” kata Amir.
Kewajiban moral
Aerofood mempunyai 400 chef yang bekerja di Jakarta. Namun Aerofood juga ada di enam bandar udara lain, yaitu Denpasar, Surabaya, Medan, Balikpapan, Yogyakarta, dan Bandung. Selain itu, Aerofood juga membina 30 katering kecil di daerah non-ACS untuk menyediakan makanan penerebangan.
Dijelaskan Amir, pembinaan katering daerah ini dilakukan Aerofood untuk menyiapkan globalisasi terutama OpenSky 2015. Negara-negara ASEAN bisa membuka usaha di semua negara anggota.
“Kita punya kewajiban mengembangkan Indonesia, bukan hanya profit saja,” tutur Amir. Dia melanjutkan, Aerofood siap menyongsong OpenSky tersebut, tapi belum tentu katering daerah.
“Jangan sampai ada in-flight catering buka di Ambon tapi milik negara lain. Kita cuma dapet sisanya,” kata Amir.
Juru masak sedang mempersiapkan makanan untuk penumpang pesawat (Kurniawan Adi Nugroho/Intisari)
Afdal Amir, Senior Manager Corporate Secretary PT Aerofood ACS (Kurniawan Adi Nugroho/Intisari)
Penulis | : | J.B. Satrio Nugroho |
Editor | : | J.B. Satrio Nugroho |
KOMENTAR