Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Di ufuk timur Nusantara, ketika embun fajar kemerdekaan masih menetes di dedaunan, seorang negarawan arif bernama Muhammad Hatta merenung.
Matanya yang teduh menatap jauh ke cakrawala, seakan menerawang masa depan bangsa yang baru lahir. Di tengah gemuruh perjuangan merebut kedaulatan, Hatta tak pernah lupa akan pondasi penting yang harus dibangun dengan moralitas dalam politik.
Bagi Hatta, politik bukanlah sekadar perebutan kekuasaan atau ajang memperebutkan kursi empuk. Ia memandang politik sebagai panggilan jiwa, sebuah ladang pengabdian untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa.
Namun, Hatta juga menyadari bahwa politik memiliki sisi gelap yang bisa menjerumuskan. Korupsi, nepotisme, dan intrik politik bisa merusak sendi-sendi negara yang masih rapuh.
Prinsip Keadilan Sosial
Dalam pandangan Hatta, politik negara akan kokoh berdiri jika berlandaskan prinsip keadilan sosial. Ia percaya bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan setara, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau golongan.
Keadilan sosial bukan sekadar slogan kosong, melainkan prinsip yang harus diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan konkret.
Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi
Hatta juga menekankan pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi bangsa. Ia melihat koperasi sebagai bentuk usaha yang demokratis dan berkeadilan, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama.
Koperasi juga dianggap sebagai benteng ekonomi rakyat, yang mampu melawan dominasi kapitalisme asing.
Pendidikan untuk Kecerdasan Bangsa
Hatta menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun bangsa yang cerdas dan bermartabat. Ia berjuang keras untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Hatta percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moralitas.
Demokrasi yang Berakar pada Kearifan Lokal
Hatta adalah seorang demokrat sejati. Ia menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat. Namun, Hatta juga menekankan pentingnya demokrasi yang berakar pada kearifan lokal.
Ia tidak ingin Indonesia meniru mentah-mentah sistem demokrasi Barat, yang dianggapnya belum tentu cocok dengan budaya dan nilai-nilai Indonesia.
Integritas dan Kejujuran
Di tengah godaan kekuasaan dan materi, Hatta tetap teguh memegang prinsip integritas dan kejujuran. Ia menolak segala bentuk korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Hatta menjadi teladan bagi para pemimpin bangsa, bahwa politik bisa dijalankan dengan bersih dan bermartabat.
Kesederhanaan Hidup
Hatta juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dalam gaya hidupnya. Ia tidak tergoda oleh kemewahan dan gemerlap dunia. Hatta lebih memilih hidup bersahaja, sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia perjuangkan.
Semangat Anti-Penjajahan
Sejak muda, Hatta telah aktif dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Ia bergabung dengan berbagai organisasi pergerakan nasional, seperti Jong Sumatranen Bond dan Perhimpunan Indonesia.
Hatta juga menjadi salah satu pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) bersama Soekarno.
Perjuangan Hatta tidak selalu berjalan mulus. Ia pernah mengalami pengasingan dan pembuangan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Proklamator Kemerdekaan
Puncak perjuangan Hatta adalah ketika ia bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Momen bersejarah itu menjadi tonggak awal bagi bangsa Indonesia untuk membangun negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Wakil Presiden Pertama
Setelah kemerdekaan, Hatta mendampingi Soekarno sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Ia berperan penting dalam merumuskan dasar-dasar negara, seperti Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hatta juga aktif dalam berbagai perundingan dengan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Hatta adalah sosok yang rendah hati. Ia menolak gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan kepadanya oleh pemerintah. Hatta berpendapat bahwa perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia adalah kewajiban setiap warga negara.
Muhammad Hatta telah meninggalkan warisan abadi bagi bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang ia perjuangkan, seperti keadilan sosial, koperasi, pendidikan, demokrasi, integritas, kesederhanaan, dan semangat anti-penjajahan, tetap relevan hingga saat ini. Hatta adalah teladan bagi para pemimpin bangsa, bahwa politik bisa dijalankan dengan moralitas yang kuat.
Dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia, nama Muhammad Hatta akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh penting yang berjasa besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Pemikiran dan perjuangannya akan terus menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
"Politik negara mendapat dasar moral yang kuat ketika prinsip keadilan sosial, kejujuran, dan integritas dijunjung tinggi oleh para pemimpinnya." - Muhammad Hatta
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---