---
Intisari kini hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan artikel terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com - Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Pada tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar.
Pada periode wirama, anak mulai menata bagaimana agar masa depannya senantiasa seirama dengan sesama dan semesta. Anak dipaparkan pada keputusan-keputusan mengenai bagaimana menebalkan jati dirinya di tengah masyarakat dan lingkungan.
Mereka sadar bagaimana membawa diri sebagai manusia yang merdeka. Mereka sadar betul bahwa ini hidup mereka, ini negara-bangsa-dan tanah air mereka.
Apa yang sebaiknya guru lakukan pada periode ini?
Secara garis besar, guru harus berupaya fokus pada pemberian akses dan penyediaan pengalaman belajar agar anak semakin merdeka dalam mengeksplorasi "dunia"-nya, meliputi diri, antarsesama, dan lingkungan di dekatnya.
Konsep pendidikan anak Ki Hajar Dewantara, menurut paper yang ditulis Mutiara Magta berjudul "KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA PADA ANAK USIA DINI" yang terbit di jurnal Pendidikan Usia Dini (2013), dipengaruhi oleh pemikiran Friedrich Fröbel, pakar pendidikan anak kelahiran Jerman, yang memberikan kebebasan pada anak yang diatur secara tertib, juga pemikiran Montessori yang membebaskan anak-anak seakan-akan secara tak terbatas.
Dari situlah Ki Hajar merumuskan semboyan Tutwuri Handayani, yakni memberi kebebasan yang luas selama tidak ada bahaya yang mengancam kanak-kanak. Inilah sikap yang terkenal dalam hidup kebudayaan bangsa kita sebagai sistem “among”.
Pendidikan anak usia dini berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara didasarkan pada pola pengasuhan yang berasal dari kata “asuh” artinya memimpin, mengelola, membimbing. Pendidikan dilaksanakan dengan memberi contoh teladan, memberi semangat dan mendorong anak untuk berkembang (Sujiono, 2009).
Pemikiran ini sesuai dengan pernyataan Bandura, bahwa anak mengobservasi perilaku orang dewasa dan menirunya. Lebih lanjut teori kognitif sosial Bandura menyatakan bahwa perilaku, lingkungan dan orang atau kognisi merupakan faktor penting di dalam perkembangan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR