Intisari-online.com - Era Orde Baru menandai babak baru dalam sejarah politik luar negeri Indonesia.
Setelah gejolak politik dan konfrontasi dengan negara-negara tetangga di era Orde Lama, Soeharto melangkah dengan strategi baru untuk membangun stabilitas dan membuka hubungan diplomatik yang lebih luas.
Berikut beberapa langkah politik pertama Soeharto di bidang politik luar negeri:
Langkah krusial pertama Soeharto adalah mengembalikan Indonesia ke PBB pada tahun 1966.
Keputusan ini menandakan tekad Soeharto untuk kembali menjalin hubungan baik dengan komunitas internasional dan memulihkan citra Indonesia di mata dunia.
Keanggotaan PBB membuka akses bagi Indonesia untuk mendapatkan bantuan pembangunan dan berpartisipasi dalam forum internasional.
2. Membangun Hubungan dengan Negara Barat
Soeharto menyadari pentingnya hubungan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, sebagai sumber investasi dan bantuan ekonomi.
Ia menjalin hubungan dekat dengan negara-negara Barat dan mengadopsi politik luar negeri yang anti-komunis.
Hal ini sejalan dengan konteks Perang Dingin saat itu.
3. Membuka Hubungan dengan Negara-Negara Tetangga:
Soeharto memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, yang sempat tegang di era Orde Lama.
Ia menyelesaikan sengketa wilayah dan mempromosikan kerjasama regional melalui ASEAN (Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara).
4. Politik Bebas Aktif:
Soeharto menganut politik luar negeri "bebas aktif", yang berarti tidak memihak blok kekuatan besar mana pun.
Kebijakan ini memungkinkan Indonesia untuk menjalin hubungan dengan berbagai negara tanpa terikat ideologi tertentu.
5. Memperkuat Pertahanan Nasional:
Soeharto meningkatkan modernisasi persenjataan dan memperkuat pertahanan nasional.
Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas internal dan mengantisipasi potensi ancaman eksternal.
Langkah-langkah politik luar negeri Soeharto ini berhasil membawa stabilitas dan membuka peluang baru bagi Indonesia.
Investasi asing mengalir masuk, pertumbuhan ekonomi meningkat, dan Indonesia kembali diterima di kancah internasional.
Namun, perlu diingat bahwa kebijakan luar negeri Soeharto juga menuai kritik.
Ia dianggap terlalu pragmatis dan berorientasi pada kepentingan ekonomi, sehingga mengesampingkan prinsip-prinsip HAM dan demokrasi.
Meskipun demikian, langkah-langkah awal Soeharto dalam politik luar negeri telah meletakkan dasar bagi transformasi Indonesia menjadi negara yang lebih stabil, terbuka, dan terintegrasi dengan dunia internasional.
Kesimpulan
Langkah politik pertama Soeharto di bidang politik luar negeri mencerminkan strategi pragmatisnya untuk membangun stabilitas dan membuka peluang baru bagi Indonesia.
Kebijakannya berhasil membawa Indonesia kembali ke kancah internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga menuai kritik karena mengesampingkan prinsip-prinsip demokrasi dan HAM.
Penting untuk memahami langkah-langkah ini dalam konteks sejarahnya dan dengan mempertimbangkan berbagai perspektif agar dapat memberikan penilaian yang komprehensif terhadap politik luar negeri Soeharto di era Orde Baru.