Jalan menuju tanah Arab dia temukan di Departemen Kolonial Belanda, yang atas usulannya menyetujui dan mau membiayai penelitian tentang kehidupan jemaah haji Hindia Belanda di sana. Pada kenyataannya Snouck tak hanya menjalankan penelitian yang ditugaskan. Laporan setebal hampir 400 halaman yang kemudian disusunnya, merupakan salah satu catatan paling lengkap dan rinci tentang berbagai aspek kehidupan di kota suci Mekkah.
Bahwa dia sebuah pribadi dengan hasrat berpetualang yang besar, juga terlihat dalam soal kepergiannya ke Mekkah. Perjalanan ini sebetulnya sama sekali berada di luar rencana yang disetujui pemerintah di Den Haag, yang hanya memintanya melakukan penelitian di Jeddah.
Kurang pas jadinya kalau mencap bulat-bulat Snouck alat pemerintah kolonial untuk memata-matai Islam, seperti yang sering didengungkan. Mungkin lebih tepat kalau dibilang justru Snouck-lah yang telah memperalat pemerintah Belanda untuk mencapai obsesinya menjadi penguasa pengetahuan Islam yang besar.
Menguasai 15 bahasa
Snouck berayahkan J.J. Snouck Hurgronje, seorang pendeta gereja Heryormd di Tholen, Provinsi Zeeland, yang lalu dipecat dari jabatannya karena meski sudah kawin punya hubungan asmara dengan seorang anak pendeta lain. Setelah istri pertamanya meninggal, dia kawin lagi dengan pacar gelap yang bernama Anna Maria ini.
Snouck yang lahir 8 Februari 1857 adalah anak keempat dari perkawinan ini. Konon, kakak-kakak kandung Snouck sudah dilahirkan sebelum kedua orangtuanya menikah secara resmi.
Lulus dari sekolah menengah Snouck berkuliah di Jurusan Teologi, Universitas Leiden. Namun, entah mengapa, ia lalu pindah ke fakultas sastra, jurusan Arab, dan berhasil meraih gelar doktor tahun 1880, dalam usia 23 tahun.
Snouck memang sangat cerdas dan memiliki bakat besar dalam soal kebahasaan. Sebagai ahli sastra Arab tentu saja ia bisa berbahasa Arab dengan baik. Setelah tinggal di Hindia Belanda, ia juga dengan cepat bisa menguasai bahasa Melayu berbagai bahasa daerah.
Dalam usia lanjutnya Snouck juga sempat menguasai bahasa Turki yang dipelajarinya hanya dalam waktu enam minggu. Konon, sepanjang hayatnya Snouck menguasai tak kurang dari 15 bahasa.
Syaikhul Islam Jawa
Setelah jadi doktor dengan disertasi tentang upacara naik haji, pengetahuan Snouck tentang Islam sudah sangat luas dan mendalam. Dia juga sudah lancar berbahasa Arab. Karenanya, boleh dikata ia hampir tak mendapat kesulitan apa pun selama setahun melakukan penelitian di Jeddah dan Mekkah.
Terpesona oleh ketinggian ilmu Islamnya, para ulama setempat dengan mudah memberi pengakuan ketika ia mengikrarkan diri masuk Islam. Kemudian Snouck juga tak sekadar diizinkan mengunjungi Mekkah yang tertutup bagi orang bukan Islam, tapi bahkan sampai diundang sendiri oleh para ulama dan walikotanya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR