Selain itu, dibangun juga sekolah khusus untuk mencetak tenaga kesehatan.
Dari arsitektur, pencapaian terbesar Dinasti Ayyubiyah adalah pembangunan benteng-benteng ditambah dengan sejumlah madrasah Sunni.
Pembangunan yang dilakukan difokuskan di Mesir dan Suriah.
Ketika Salahuddin berkuasa, ia membangun tembok kota untuk menutup Kairo.
Pada 1183, Salahuddin juga membangun benteng di Kairo, yang diselesaikan oleh Al-Kamil.
Beberapa bangunan yang pernah didirikan pada masa Dinasti Ayyubiyah adalah Benteng Salahuddin di Kairo (1187), Benteng Aleppo, Madrasah Zahiriya (1219) di Aleppo, Madrasah al-Sahiba di Damaskus (1233), dan Madrasah Al-Salih (1243) di Kairo.
Selain itu Masjid Al-Firdaus di Allepo juga menjadi salah satu bentuk majunya arsitektur Dinasti Ayyubiyah.
Selama berkuasa, Dinasti Ayyubiyah sangat bergantung pada Mamluk (tentara budak) untuk menangani urusan militernya.
Sayangnya, runtuhnya dinasti ini sebagian besar disebabkan oleh para Mamluk dari Turki sendiri.
Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan Sultan As-Salih (1240-1249).
Pada masa ini, para Mamluk telah memegang kendali atas pemerintahan.
Setelah Sultan As-Salih meninggal pada 1249, bangsa Mamluk mengangkat istri mendiang sultan, Syajarat ad-Durr, sebagai pemimpin Ayyubiyah.
Pengangkatan Syjarat ad-Durr menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir dan berdirinya Dinasti Mamluk (1250-1517).
Kendati demikian, keturunan Ayyubiyah ada yang masih memimpin di daerah hingga 70 tahun kemudian.
Sistem konfederasi
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Dinasti Ayyubiyah adalah sistem konfederasi atau sistem pemerintahannya dengan cara kedaulatan kolektif.
Di mana dibentuk sebuah konfederasi yang terdiri atas wilayah-wilayah yang disatukan dengan sebuah gagasan pemerintahan keluarga.
Dengan adanya sistem ini maka ada beberapa "sultan kecil" dan ada satu anggota keluarga Ayyubiyah yang menjadi as sultan as mu’azzam.
Yaitu pemegang jabatan tertinggi.
Kekuasan di dalam Dinasti Ayyubiyah tidak hanya yang terikat oleh darah, tetapi budak dan orang orang terdekat sekalipun dapat mendapatkan kekuasan tertinggi.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR