Ekonomi Rempah-rempah dan Perdagangan yang Menggairahkan
Posisi strategis Kesultanan Ternate sebagai penghasil rempah-rempah menjadikannya magnet bagi bangsa-bangsa asing.
Rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadi komoditas utama yang menarik minat para pedagang dari Jawa, Sulawesi, Persia, hingga Eropa.
Kegiatan perdagangan ini menjadi sumber pendapatan utama bagi Kesultanan Ternate.
Mayoritas rakyatnya bekerja sebagai petani dan pedagang, menopang roda ekonomi kerajaan yang terus berputar.
Persaingan dan Benteng Kolonial
Kekayaan rempah-rempah Maluku tak luput dari perebutan kekuasaan.
Kesultanan Ternate dan Tidore terlibat dalam perselisihan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.
Situasi ini semakin memanas dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa, Portugis dan Spanyol.
Portugis menjalin sekutu dengan Kesultanan Ternate dan membangun Benteng Sao Paulo. Di sisi lain, Kesultanan Tidore bersekutu dengan Spanyol.
Pada tahun 1577, di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate berhasil mengalahkan dan mengusir Portugis dari Ternate.
Baca Juga: Garis Besar Isi Perjanjian Saragosa, Portugis Pun Melanggengkan Kerja Sama Dengan Kerajaan Ternate
KOMENTAR