Ketika Iri dan Permusuhan Menyelimuti Hati

K. Tatik Wardayati

Editor

Ketika Iri dan Permusuhan Menyelimuti Hati
Ketika Iri dan Permusuhan Menyelimuti Hati

Intisari-Online.com – Theagenes dari Thasos adalah seorang atlet terkenal, juara tinju, Pankration, dan lari di Yunani kuno. Ia berbakat dengan kekuatan dan kecepatannya yang luar biasa. Dia menjadi pemenang Olimpiade di tinju tahun 480 SM dan Pankration tahun 476 SM. Ia juga mendapatkan banyak kemenangan di beberapa pertandingan dan permainan atletik nasional dan internasional.

Ketika ia meninggal, orang-orang dari Thasos mendirikan patung perunggu besar Theagenes di pusat kota sebagai peringatan abadi terhadap atlet itu. Pausanias, seorang wisatawan Yunani dan penulis, meriwayatkan sebuah cerita tentang patung tersebut.

Suatu saat, seseorang di Thasos tidak bisa mengalahkan rekor Theagenes, bahkan dalam pertandingan apapun. Ia menjadi sangat iri pada Theagenes dan sebagai tindakan balas dendamnya, ia biasa datang ke patung Theagenes setiap malam dan mengekspresikan kebenciannya dengan memukuli dan mencambuki patung itu.

Suatu malam, saat ia mencambuki patung itu dengan kasar dan mungkin menggali tanah di sekitar patung itu, dengan maksud buruk, ternyata patung itu jatuh menimpa orang itu dan membunuhnya. Keesokan paginya, orang-orang dari Thasos menyaksikan adegan tragis itu. Pria itu menjadi korban iri hatinya sendiri.

Kisah tadi menggambarkan bagaimana kita dimabukkan oleh perasaan sendiri akibat persaingan dan iri hati. Orang sering menjadi “gila” ketika melihat orang lain dalam posisi yang lebih baik atau kemampuan yang lebih baik. Lalu dipikirkan bagaimana upaya mengungguli orang lain dan membalas dendam. Padahal ini akan menyebabkan kerugian dan bencana.

Kita harus mengakui keterbatasan kita dan menghormati prestasi orang lain. Ini adalah cara mudah untuk menjadi sehat, bahagia, dan suci.