Di Baghdad, dia bertemu dan berdiskusi dengan seorang ulama besar, yaitu Ahmad bin Hanbal.
Dialah patronnya Mazhab Hambali.
Total, Imam Bukhari bertemu dengan sekitar 80.000 periwayat hadis.
Dari situ dia berhasul mengumpulkan serta menghafal ratusan ribu hadis.
Menyusun Shahih Bukhari
Setelah melakukan perjalanan selama hampir 16 tahun, Imam Bukhari kembali ke kampung halamannya di Bukhara.
Di sana, dia melakukan seleksi terhadap hadis-hadis yang didapatkan dari para priwayat atau perawi hadis.
Pada akhirnya, setelah melakukan seleksi dengan sangat ketat, Bukhari menuangkan sebanyak 7.275 hadis ke dalam karya monumentalnya bertajuk Al Jami'al-Shahih atau dikenal dengan Shahih Bukhari.
Kitab tersebut menjadi koleksi hadis yang dianggap memiliki kualitas terbaik dan autentik oleh kalangan Muslim Sunni.
Tak hanya Shahih Bukhari, karya terkenal Imam Bukhari lainnya adalah Al-Adab al-Mufrad.
Pada tahun 864, Imam Bukhari pergi ke Nisyapur di Iran.
Kedatangannya disambut dengan sangat baik dan meriah oleh masyarakat.
Tapi karena ada masalah politik, dia terpaksa pindah ke Khartank, sebuah desa dekat Samarkand.
Imam Bukhari tinggal di tempat tersebut hingga meninggal pada 870, di usia 62 tahun.
Makamnya terletak di dalam Kompleks Imam al-Bukhari, di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR