Ayahnya dikenal sebagai orang yang sangat berhati-hati, terutama dalam hal yang bersifat tidak pasti hukumnya, terlebih lagi yang haram.
Karena sang ayah meninggal saat ia masih kecil, Bukhari menimba ilmu dengan berguru kepada ulama ahli hadis terkenal di Bukhara, Syekh Ad-Dakhili.
Dia mulai belajar ilmu hadis pada usia 11 tahun.
Bahkan, saat masih anak-anak, Bukhari telah menghafal karya-karya Abdullah bin al-Mubarak.
Saat usianya 16 tahun, Imam Bukhari pergi ke Mekkah dan Madinah.
Di dua kota suci itu, Imam Bukhari memperdalam ilmu hadisnya.
Sepeninggal ayahnya, dia selalu bepergian dengan sang ibu.
Dua tahun kemudian, Bukhari berhasil menerbitkan kitab hadis pertamanya yang bertajuk Kazaya Shahabah wa Tabi'in.
Selama bertahun-tahun berikutnya, Bukhari menghabiskan waktu untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para periwayat hadis, mengumpulkan, dan memilih hadis-hadisnya.
Metode yang dilakukan Imam Bukhari untuk mengumpulkan hadis, terutama dalam mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu hadis dan orang yang meriwayatkannya adalah dengan bertemu langsung.
Karena itulah dia pergi dari kota satu ke kota lainnya.
Tempat-tempat yang dia singgahi di antaranya adalah Bashrah, Mesir, Hijaz, Kufah, Baghdad, hingga Asia Barat.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR