Di Bulan Syawal Inilah Lahir Sosok Paling Banyak Meriwayatkan Hadis Sahih Nabi Muhammad, Dialah Imam Bukhari

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Tepat di bulan Syawal, lahir sosok yang paling banyak meriwayatkan hadis sahih Nabi Muhammad. Dialah Imam Bukhari
Tepat di bulan Syawal, lahir sosok yang paling banyak meriwayatkan hadis sahih Nabi Muhammad. Dialah Imam Bukhari

Intisari-Online.com -Para cendekiawan Islam menyebutnya sebagai pemimpin para ahli hadis.

Dialah Imam Bukhari, sosok yang paling banyak meriwayatkan hadis sahih Nabi Muhammad.

Ahli gadis satu ini ternyata lahir di bulan Syawal.

Bagaimana riwayat hidupnya?

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari atau Imam Bukhari adalah ahli hadis dariUzbekistan yang sudah berkiprah di bidangnya sejak usia remaja.

Buku-buku fikih dan hadis karyanya diakui memiliki derajat yang paling tinggi dibanding yang lainnya.

Karena itulah Imam Bukhari dijuluki sebagai Amirul Mukminin fil Hadits atau pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah Shahih Bukhari, kitab koleksi hadis yang ia susun selama 16 tahun.

Imam Bukhari lahir di Bukhara,Uzbekistan, pada 21 Juli 810, tepatnya di bulan Syawal.

Tidak lama setelah lahir, dia harus kehilangan penglihatan.

Beruntung, berkat doa sang ibu dan izin dari Allah, dia sembuh dari kebutaan.

Sejak kecil Imam Bukhari telah dididik oleh ayahnya, Ismail bin Ibrahim, yang merupakan seorang ulama dan juga murid Imam Malik bin Anas, untuk selalu taat beragama.

Ayahnya dikenal sebagai orang yang sangat berhati-hati, terutama dalam hal yang bersifat tidak pasti hukumnya, terlebih lagi yang haram.

Karena sang ayah meninggal saat ia masih kecil, Bukhari menimba ilmu dengan berguru kepada ulama ahli hadis terkenal di Bukhara, Syekh Ad-Dakhili.

Dia mulai belajar ilmu hadis pada usia 11 tahun.

Bahkan, saat masih anak-anak, Bukhari telah menghafal karya-karya Abdullah bin al-Mubarak.

Saat usianya 16 tahun, Imam Bukhari pergi ke Mekkah dan Madinah.

Di dua kota suci itu, Imam Bukhari memperdalam ilmu hadisnya.

Sepeninggal ayahnya, dia selalu bepergian dengan sang ibu.

Dua tahun kemudian, Bukhari berhasil menerbitkan kitab hadis pertamanya yang bertajuk Kazaya Shahabah wa Tabi'in.

Selama bertahun-tahun berikutnya, Bukhari menghabiskan waktu untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para periwayat hadis, mengumpulkan, dan memilih hadis-hadisnya.

Metode yang dilakukan Imam Bukhari untuk mengumpulkan hadis, terutama dalam mendapatkanketerangan yang lengkap tentang suatu hadis dan orang yang meriwayatkannya adalah dengan bertemu langsung.

Karena itulah dia pergi dari kota satu ke kota lainnya.

Tempat-tempatyang dia singgahi di antaranya adalahBashrah, Mesir, Hijaz, Kufah, Baghdad, hingga Asia Barat.

Di Baghdad, dia bertemu dan berdiskusi dengan seorang ulama besar, yaitu Ahmad bin Hanbal.

Dialah patronnya Mazhab Hambali.

Total, Imam Bukhari bertemu dengan sekitar 80.000 periwayat hadis.

Dari situ dia berhasulmengumpulkan serta menghafal ratusan ribu hadis.

Menyusun Shahih Bukhari

Setelah melakukan perjalanan selama hampir 16 tahun, Imam Bukhari kembali ke kampung halamannya di Bukhara.

Di sana, dia melakukan seleksi terhadap hadis-hadis yang didapatkan dari para priwayat atau perawi hadis.

Pada akhirnya, setelah melakukan seleksi dengan sangat ketat, Bukhari menuangkan sebanyak 7.275 hadis ke dalam karya monumentalnya bertajuk Al Jami'al-Shahih atau dikenal dengan Shahih Bukhari.

Kitab tersebut menjadi koleksi hadis yang dianggap memiliki kualitas terbaik dan autentik oleh kalangan Muslim Sunni.

Tak hanya Shahih Bukhari, karya terkenal Imam Bukhari lainnya adalah Al-Adab al-Mufrad.

Pada tahun 864, Imam Bukhari pergi ke Nisyapur di Iran.

Kedatangannya disambut dengan sangat baik dan meriah oleh masyarakat.

Tapi karena ada masalah politik, dia terpaksa pindah ke Khartank, sebuah desa dekat Samarkand.

Imam Bukhari tinggal di tempat tersebut hingga meninggal pada 870, di usia 62 tahun.

Makamnya terletak di dalam Kompleks Imam al-Bukhari, di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand.

Artikel Terkait