Intisari-online.com - Conrad Theodore van Deventer, seorang penasihat politik Hindia Belanda.
Ia dikenal sebagai salah satu kritikus pedas sistem Tanam Paksa yang diterapkan di masa kolonial.
Pada tahun 1899, dia menerbitkan sebuah artikel berjudul "Een Eereschuld" (Hutang Kehormatan) yang mencetuskan gagasan baru untuk menggantikan sistem Tanam Paksa yang eksploitatif.
Selain tanam paksa van Deventer mengusulkan agar pemerintah belanda menerapkan kebijakan politik.
Gagasan ini kemudian dikenal sebagai Politik Etis.
Tanam Paksa, yang diberlakukan sejak 1830, mewajibkan rakyat pribumi menanam tanaman tertentu di sebagian besar lahan mereka.
Sistem ini terbukti sangat eksploitatif dan mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi rakyat.
Petani dipaksa menanam tanaman ekspor, seperti kopi dan tebu, dengan harga rendah dan tenaga kerja paksa.
Hal ini menyebabkan kelaparan, kemiskinan, dan kematian massal.
Kritik Van Deventer dan Politik Etis
Baca Juga: Sejarah Memiliki Hubungan yang Erat dengan Kehidupan Manusia karena Apa?
Van Deventer melihat dampak buruk Tanam Paksa dan mengkritik keras sistem tersebut.
Dia menegaskan bahwa Belanda memiliki "hutang kehormatan" untuk memperbaiki kondisi rakyat pribumi yang telah dieksploitasi selama bertahun-tahun.
Sebagai solusi, dia mengusulkan penerapan Politik Etis, yang berfokus pada tiga pilar utama:
1. Irigasi: Pembangunan dan perbaikan sistem irigasi untuk meningkatkan hasil panen dan membantu petani pribumi.
2. Edukasi: Perluasan akses pendidikan bagi rakyat pribumi, terutama dalam bidang pertanian dan perdagangan.
3. Emigrasi: Transmigrasi penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah yang masih kosong untuk pemerataan penduduk dan membuka lahan pertanian baru.
Dampak Politik Etis
Meskipun Politik Etis tidak sepenuhnya menghapuskan eksploitasi kolonial, kebijakan ini membawa beberapa perubahan positif bagi rakyat pribumi.
Pembangunan irigasi meningkatkan hasil panen dan membantu petani.
Pendidikan membuka peluang baru bagi rakyat pribumi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Transmigrasi membantu mengurangi kepadatan penduduk di Jawa dan membuka wilayah baru untuk pemukiman.
Baca Juga: Arti Verifikasi dalam Sejarah adalah Seperti Dijelaskan Berikut Ini
Namun, Politik Etis juga memiliki beberapa kekurangan.
Kebijakan ini tidak cukup untuk menghapuskan sistem kolonial yang eksploitatif.
Selain itu, fokus pada pendidikan dan transmigrasi terkesan sebagai upaya untuk menciptakan kelas menengah pribumi yang loyal kepada Belanda.
Kesimpulan
Politik Etis merupakan gagasan Mr. Van Deventer untuk menggantikan sistem Tanam Paksa yang eksploitatif.
Meskipun tidak sepenuhnya menghapuskan eksploitasi kolonial, kebijakan ini membawa beberapa perubahan positif bagi rakyat pribumi.
Politik Etis menandakan pergeseran dalam kebijakan kolonial Belanda, meskipun masih jauh dari ideal.
Demikianlah,selain tanam paksa van Deventer mengusulkan agar pemerintah belanda menerapkan politik etis.