Intisari-Online.com -Di tanah air tercinta, gotong royong merupakan budaya yang telah lama mengakar dan diwariskan turun-temurun.
Namun, bayangkan jika budaya luhur ini mulai memudar dan tergantikan oleh individualisme.
Apa dampak negatif dari ketidakmampuan untuk berpraktik gotong royong dalam kehidupan sehari-hari?
Bagaimana jika rasa kepedulian terhadap sesama terkikis dan digantikan oleh sikap acuh tak acuh?
Untuk menemukan jawabannya secara lengkap, silakan simak artikel berikut ini.
Mari kita telusuri konsekuensi dari hilangnya budaya gotong royong dan bagaimana hal ini dapat membawa dampak negatif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Dampak Negatif
1. Melemahkan Solidaritas dan Rasa Kepedulian
Gotong royong menumbuhkan rasa saling membantu dan kepedulian antar individu.
Tanpa gotong royong, individualisme akan merebak, memicu sikap acuh tak acuh terhadap permasalahan di sekitar.
Contohnya, ketika terjadi bencana alam, masyarakat yang tidak terbiasa gotong royong akan kesulitan untuk saling membantu dan bangkit dari musibah.
Baca Juga: 5 Tradisi Gotong Royong di Masyarakat Indonesia, Penuh Nilai Mulia
2. Menghambat Kemajuan dan Kesejahteraan Bersama
Kerjasama merupakan kunci dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan bersama.
Ketidakmampuan untuk bergotong royong akan menghambat kemajuan dan kesejahteraan di lingkungan tempat tinggal.
Contohnya, pembangunan infrastruktur di desa akan terhambat jika masyarakat tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong.
3. Memperparah Permasalahan Sosial
Gotong royong dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan sosial, seperti kemiskinan, kebersihan lingkungan, dan keamanan.
Tanpa gotong royong, permasalahan ini akan semakin parah.
Contohnya, jika masyarakat tidak mau bergotong royong membersihkan lingkungan, maka akan terjadi penumpukan sampah dan pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Memicu Konflik dan Perpecahan
Ketika individu tidak mau bekerja sama dan hanya mementingkan diri sendiri, konflik dan perpecahan mudah terjadi.
Contohnya, perebutan sumber daya alam di suatu daerah dapat memicu konflik antar warga jika mereka tidak mampu menyelesaikannya dengan musyawarah dan gotong royong.
Baca Juga: Langkah Apa Saja yang Dapat Dilakukan untuk Menumbuhkan Kembali Kegiatan Gotong Royong?
5. Melunturkan Nilai-nilai Budaya Bangsa
Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur budaya bangsa.
Ketidakmampuan untuk bergotong royong berarti melunturkan nilai-nilai budaya bangsa dan menggantinya dengan nilai-nilai individualisme yang negatif.
Hal ini dapat menyebabkan generasi muda kehilangan jati diri dan identitas bangsa.
Contoh Kasus
Di sebuah desa, terjadi perselisihan antara dua kelompok warga mengenai pembangunan jalan desa.
Kelompok pertama ingin membangun jalan dengan cara gotong royong, sedangkan kelompok kedua ingin menggunakan jasa kontraktor.
Perselisihan ini semakin memanas dan hampir memicu konflik fisik.
Solusi
Untuk mengatasi dampak negatif dari ketidakmampuan untuk berpraktik gotong royong, perlu dilakukan beberapa upaya, seperti:
* Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gotong royong melalui edukasi dan sosialisasi.
* Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang aktif dalam kegiatan gotong royong.
* Memasukkan materi tentang gotong royong dalam kurikulum pendidikan.
* Menyelenggarakan kegiatan gotong royong secara berkala di lingkungan tempat tinggal.
Jadi, apa dampak negatif dari ketidakmampuan untuk berpraktik gotong royong dalam kehidupan sehari-hari?
Jawabannya adalah melemahnya solidaritas, terhambatnya kemajuan, terparahnya permasalahan sosial, terpicunya konflik, dan lunturnya nilai-nilai budaya bangsa.
Mari kita jaga budaya gotong royong demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menyikapi Pudarnya Kegiatan Gotong Royong?